Letusan Gunung Berapi Tewaskan 109 Orang, Guatemala Minta Bantuan Dunia

GUATEMALA CITY - Jumlah korban tewas dari letusan gunung berapi Fuego di Guatemela sudah menewaskan 109 orang. Pemerintah negara Amerika Latin ini minta bantuan internasional untuk mengatasi erupsi gunung berapi yang sudah berlangsung sejak pekan lalu.

Data dari Lembaha Ilmu Pengetahuan Forensik Nasional mengatakan hampir 200 orang hilang sejak gunung Fuego mengalami erupsi.

Awalnya, jumlah korban tewas tercatat mencapai 99 orang. Namun, pada hari Kamis ditemukan lagi sepuluh jenazah yang dikirim ke kamar mayat sebuah rumah sakit lokal, sehingga jumlahnya menjadi 109 orang.

Pemerintah Guatemala melalui Kementerian Luar Negeri meminta pertolongan kepada masyarakat internasional dalam menangani bencana vulkanik ini.

"Sekarang permintaan ini ditujukan kepada komunitas internasional untuk memungkinkan bantuan ke Guatemala," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Sputnik, Jumat (8/6/2018).

Kejaksaan setempat sedang menyelidiki kurangnya tanggap darurat yang menyebabkan korban jiwa berjatuhan. Bencana ini dianggap sebagai letusan gunung berapi paling kejam di Guatemala dalam lebih dari satu abad.

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat mengirim bantuan darurat dan sumber daya lain untuk membantu para korban letusan gunung berapi di Guatemala.

"Atas permintaan Pemerintah Guatemala, kami mengirim bantuan darurat, termasuk sumber daya keuangan untuk membantu memenuhi kebutuhan makanan, air, dan sanitasi bagi penduduk yang terkena dampak," bunyi pernyataan Gedung Putih.

"Amerika Serikat juga mengirim pesawat untuk membantu mengangkut korban luka bakar dari peristiwa mengerikan ini untuk perawatan di Florida," lanjut Gedung Putih.

Meksiko juga mengirim pekerja kesehatan dan unit medis ke Guatemala untuk membantu para korban bencana vulkanik.

"Kementerian Luar Negeri, Kesehatan, dan Dalam Negeri Meksiko akan mengirim tim ahli medis yang akan membantu pemeriksaan medis orang-orang Guatemala yang terkena dan, jika perlu, membawa mereka ke Meksiko untuk perawatan," kata Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam sebuah pernyataan.