Lewat Mosi Tidak Percaya, Parlemen Spanyol Gulingkan PM Rajoy

Sabtu, 02 Juni 2018 - 08:27 WIB
Lewat Mosi Tidak Percaya, Parlemen Spanyol Gulingkan PM Rajoy
Lewat Mosi Tidak Percaya, Parlemen Spanyol Gulingkan PM Rajoy
A A A
MADRID - Parlemen Spanyol menggulingkan Perdana Menteri Mariano Rajoy lewat mosi tidak percaya yang dipicu oleh kemarahan atas kasus korupsi yang dilakukan partainya. Pemimpin oposisi dari partai sosialis PSOE, Pedro Sanchez, secara otomatis mengambil alih kekuasaan.

Mayoritas multak dari 180 anggota parlemen memilih untuk mendukung mosi tidak percaya dengan tepuk tangan keras dan teriakan "Ya kita bisa." Ini menjadikan Rajoy perdana menteri pertama yang digulingkan lewat pemungutan suara sejak Spanyol beralih ke demokrasi pada tahun 1977.

Pemimpin berusia 63 tahun berkaca mata itu bangkit dan berjabat tangan dengan Sanchez sebelum meninggalkan parlemen tanpa sepatah kata pun.

Rajoy telah mengakui kekalahannya beberapa menit sebelum pemungutan suara, mengetahui bahwa mayoritas absolut anggota parlemen terdiri dari beragam kelompok seperti separatis Catalan dan nasionalis Basque telah menjanjikan dukungan mereka untuk mosi tidak percaya.

"Ini sebuah kehormatan - tidak ada yang lebih besar - telah menjadi perdana menteri Spanyol," katanya kepada parlemen, dengan anggota parlemen dari Partai Rakyat konservatif (PP) memberinya tepuk tangan meriah seperti dikutip dari AFP, Sabtu (2/6/2018).

Sanchez, pemimpin oposisi 46 tahun Spanyol, telah memprakarsai mosi tidak percaya pekan lalu setelah pengadilan mengungkapkan rincian suap besar sistematis yang diberikan kepada mantan pejabat PP dengan imbalan kontrak publik yang menguntungkan antara 1999-2005.

Setelah bertahun-tahun gerah dengan sejumlah skandal yang mencemari PP, korupsi akhirnya menjadi kunci kejatuhan Rajoy.

"Hari ini kami menandatangani sebuah halaman baru dalam sejarah demokrasi di negara kami," kata Sanchez kepada parlemen sebelum pemungutan suara.

Tetapi anggota parlemen PP Rafael Hernando mengatakan kepadanya bahwa Sanchez akan memasuki kantor perdana menteri "melalui pintu belakang" setelah gagal memenangkan pemilihan umum 2015 dan 2016.

"Untuk pertama kalinya kami bisa mendapatkan perdana menteri yang tidak memenangkan pemilu," balasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4707 seconds (0.1#10.140)