China Tolak Tuduhan 'Konyol' AS soal Militerisasi Laut China Selatan

Jum'at, 01 Juni 2018 - 07:14 WIB
China Tolak Tuduhan Konyol AS soal Militerisasi Laut China Selatan
China Tolak Tuduhan 'Konyol' AS soal Militerisasi Laut China Selatan
A A A
BEIJING - Pemerintah China menyatakan tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Beijing melalukan militerisasi di Laut China Selatan merupakan tuduhan "konyol". Penolakan Beijing atas tuduhan itu muncul setelah Pentagon menegaskan akan menghadapi tindakan China di kawasan sengketa tersebut.

Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa Washington akan mendorong balik atas apa yang dilihatnya sebagai militerisasi pulau-pulau China di Laut China Selatan.

"Kehadiran militer Amerika Serikat di Laut China Selatan lebih besar daripada China dan negara-negara lain yang mengelilingi lautan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

Hua juga mempertanyakan apakah operasi "kebebasan navigasi" Angkatan Laut AS benar-benar tentang melestarikan hak bagi kapal untuk berlayar melalui wilayah itu atau upaya untuk mempertahankan hegemoni.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang mengatakan AS baru-baru ini "menutup mata" terhadap fakta-fakta dan hyping up militerisasi Laut China Selatan.

"Tidak ada negara yang memiliki hak untuk membuat komentar yang tidak bertanggung jawab tentang pembangunan fasilitas pertahanan yang diperlukan China di wilayahnya sendiri," kata Ren, yang dilansir Reuters, Jumat (1/6/2918).

Namun, dia mengusulkan Mattis untuk mengunjungi China, dan kedua negara itu berkoordinasi secara rinci. Dia tidak memberikan tanggal "undangan" untuk kepala Pentagon tersebut.

Global Times, tabloid yang didukung pemerintah namun tidak mencerminkan kebijakan resmi China, mengatakan dalam sebuah editorial pada hari Kamis bahwa Beijing harus bersiap untuk menanggapi paksa setiap campur tangan AS yang "ekstrem" di Laut China Selatan.

"Selain mengerahkan senjata pertahanan di Kepulauan Spratly, China harus membangun sistem penangkalan yang kuat, termasuk pangkalan udara dan pangkalan angkatan laut," binyi editorial tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5340 seconds (0.1#10.140)