Pangeran Terkaya Ketiga Dunia yang Peduli Lingkungan

Senin, 28 Mei 2018 - 12:26 WIB
Pangeran Terkaya Ketiga Dunia yang Peduli Lingkungan
Pangeran Terkaya Ketiga Dunia yang Peduli Lingkungan
A A A
Albert Alexandre Louis Pierre Grimaldi atau Pangeran Albert II dari Monako menjadi pangeran Eropa terkaya ketiga dalam laporan terbaru yang dirilis bulan ini.

Sejak dulu, sang Pangeran memang sudah dikenal hidup mewah, dengan koleksi mobil antik dan prangko mahal. Dalam laporan publikasi Inggris Business Insider yang dikeluarkan pada pertengahan Mei lalu, Pangeran Albert II duduk di posisi ketiga dalam deretan pangeran Eropa terkaya, setelah Pangeran Hans Adam II dari Liechtenstein dan Grand Duke Henri dari Luxembourg. Perkiraan kekayaan bersih dari pangeran berusia 60 tahun ini mencapai lebih dari USD1 miliar (Rp14 triliun). Monako adalah negara monarki yang luasnya hanya separuh lebih sedikit dari taman Central Park di New York City.

Seperempat dari tanah di negara kecil tersebut dimiliki Pangeran Albert II. Dia juga memiliki saham Societe des Bains de mer de Monaco, perusahaan yang mengelola kegiatan hiburan dan akomodasi di Monte Carlo, seperti Opera de Monte-Carlo, kasino, hotel, tempat hiburan malam, hingga tepat golf. Saham juga dimilikinya untuk Monte Carlo Resort. Pangeran Albert II juga memiliki tanah hingga Prancis. Dia juga membeli rumah masa kecil ibunya, aktris Hollywood populer Grace Kelly, di Philadelphia, Amerika Serikat pada 2016 dengan perkiraan harga hingga USD754.000 (Rp10,7 miliar).

Tak hanya itu, sang Pangeran juga diketahui mengoleksi mobil antik warisan mendiang ayahnya, Prince Rainier III, serta koleksi prangko yang mahal. Selain terkenal karena kekayaannya, Pangeran juga diketahui sebagai seorang yang tertarik dengan berbagai isu lingkungan, energi alternatif, dan kendaraan hibrida. Dikutip The Telegraph, baru-baru ini dia mengingatkan akan terjadinya tragedi di lautan dunia akibat polusi plastik dan perubahan iklim. Hal ini diungkapkannya pada konferensi besar yang diadakan di Edinburg, yang juga dihadiri para akademisi, pejabat senior, dan menteri pada April lalu.

Dia mengatakan ancaman yang dihadapi lautan semakin mengkhawatirkan dan orang-orang harus berhenti percaya bahwa mereka bisa menuangkan apa saja ke lautan tanpa konsekuensi apa pun. Karena kepeduliannya ini, Pangeran Albert II juga sering disebut sebagai “Pangeran hijau”. Tak heran pada pertengahan Mei lalu, pria kelahiran 14 Maret 1958 ini mendapatkan penghargaan dari The Ellis Island Honors Society, untuk menerima Medal of Honor ke-32. Meskipun penghargaan ini sering diberikan untuk warga negara Amerika Serikat, pengecualian dibuat untuk pemimpin Monako tersebut.

Pangeran Albert II dinilai telah memberikan layanannya pada lingkungan melalui yayasannya, yakni Prince Albert II of Monaco Foundation, dan juga akar kuatnya di Amerika berkat darah dari mendiang sang ibu Grace Kelly. “Yang Mulia adalah bukti bahwa Anda tidak harus lahir di tanah Amerika untuk menjaga Amerika tetap di hati Anda,” kata Ketua Ellis Island Honor Society, Nasser J Kazeminy, dikutip Observer. Melalui yayasannya, Pangeran memelopori banyak ekspedisi laut yang bertujuan melestarikan keajaiban alam.

Seperti ekspedisi kapal penelitian yang disebut Yersin, yang berlangsung sejak tahun lalu. Kapal ini bertolak dari Monako dan akan berkeliling dunia dengan tim ilmiah berbeda yang berfokus pada terumbu karang dan kawasan perlindungan laut yang berbeda. Kapal ini juga akan pergi ke semua samudra dan kembali ke Mediterania pada awal 2020 nanti. Selain itu, yayasannya juga bekerja sama dengan yayasan Jerman, The Trillion Tree Campaign. Kerja sama ini berupa menanam sejuta pohon yang diluncurkan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kampanye yang sangat sukses itu berubah menjadi tujuh juta pohon, dan kemudian 100 juta pohon, bahkan miliaran pohon. Karena itu, dalam 5 tahun ke depan diharapkan bisa mencapai satu triliun pohon di seluruh dunia.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4601 seconds (0.1#10.140)