Usai Bantai Siswa dan Guru Sekolah Texas, Pelaku Ingin Bunuh Diri

Sabtu, 19 Mei 2018 - 10:24 WIB
Usai Bantai Siswa dan Guru Sekolah Texas, Pelaku Ingin Bunuh Diri
Usai Bantai Siswa dan Guru Sekolah Texas, Pelaku Ingin Bunuh Diri
A A A
SANTA FE - Pihak berwenang Texas mengatakan seorang siswa berusia 17 tahun bersenjata senapan dan pistol mengumbar tembakan ke sekolah tinggi Texas, menewaskan sembilan siswa dan seorang guru.

Otoritas keamanan Texas mengindetifikasi pelaku sebagai Dimitrios Pagourtzis. Ia melepaskan tembakan di kelas seni pada Sekolah Tinggi Santa Fe sesaat sebelum pukul 8 pagi. Para siswa dan staf melarikan diri setelah melihat teman-teman sekelas mereka terluka dan alarm kebakaran memicu evakuasi penuh.

Insiden itu adalah yang terbaru dalam serangkaian penembakan mematikan di sekolah-sekolah AS. Sebelumnya tujuh belas remaja dan pendidik ditembak mati di Parkland, Florida, pada 14 Februari lalu, pembantaian yang memicu perdebatan panjang negara tentang kepemilikan senjata.

Teman-teman sekelas menggambarkan Pagourtzis sebagai sosok penyendiri yang tenang dan bermain di tim sepak bola. Pada Jumat, kata mereka, ia mengenakan jas hujan ke sekolah di Santa Fe, yang terletak sekitar 50 kilometer di sebelah tenggara Houston, pada hari ketika suhu mencapai 32 derajat Celsius.

Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan Pagourtzis memperoleh senjata api dari ayahnya, yang telah secara sah mengakuisisi mereka, dan juga meninggalkan peledak.

"Ia tidak hanya ingin melakukan penembakan itu, tetapi ia ingin bunuh diri setelah penembakan itu," kata Abbott kepada wartawan, mengutip tinjauan polisi atas jurnal-jurnal tersangka.

"Dia tidak memiliki keberanian untuk bunuh diri," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (19/5/2018).

Abbott juga mengungkapkan selain mereka yang tewas, 10 orang terluka.

Abbott mengatakan para penyelidik telah melihat T-shirt pada halaman Facebook tersangka yang bertulisan "Born to Kill," dan pihak berwenang sedang memeriksa jurnalnya. Tetapi tidak ada tanda-tanda ia telah merencanakan serangan.

"Di sini, peringatan bendera merah itu tidak ada atau sangat tidak terlihat," kata Abbott.

sementara itu pejabat rumah sakit mengatakan setidaknya dua dari mereka yang terluka berada dalam kondisi kritis, termasuk seorang perwira polisi sekolah ketika dia mencoba menangkap tersangka.

Pagourtzis didakwa dengan pembunuhan massal dan ditolak untuk mendapatkan jaminan pada sidang singkat di pengadilan, di mana ia muncul dengan tangan diborgol dan mengenakan seragam penjara hijau. Dia berbicara dengan suara lembut dan berkata "Ya pak" ketika ditanya apakah ia menginginkan pengacara yang ditunjuk pengadilan, bersama dengan pertanyaan lain.

Menurut dokumen pengakuan yang dilaporkan oleh media lokal, Pagourtzis memilih korbannya, memilih untuk tidak menembak siswa yang dia sukai sehingga dia bisa menceritakan kisahnya.

Ini adalah penembakan massal kedua di Texas dalam waktu kurang dari setahun. Sebelumnya seorang pria bersenjata senapan serbu menembak mati 26 orang selama beribadah Minggu di sebuah gereja pedesaan November lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3618 seconds (0.1#10.140)