Tentang Sion Kids of Papua, Pengibar Bendera Israel di Jayapura

Sabtu, 19 Mei 2018 - 05:50 WIB
Tentang Sion Kids of...
Tentang Sion Kids of Papua, Pengibar Bendera Israel di Jayapura
A A A
JAKARTA - Aksi pawai komunitas Sion Kids of Papua dengan mengibarkan bendera Israel memicu kecaman di kalangan politisi karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar menegaskan bahwa polisi akan memintai keterangan pihak pengibar bendara berlambang David Star tersebut.

Pawai pengibaran bendera Israel dengan mobil dan jalan kaki itu berlangsung di Jayapura pada Senin 14 Mei 2018. Boy mengatakan, pelaku pawai tidak menyampaikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian.

"Informasinya dari lapangan itu kegiatan dari Sion Kids of Papua. Saya akan mengambil keterangan dari penanggung jawab dari tokoh-tokoh itu. Saya dengar ada tokoh-tokoh dari DPR Papua di sana, ada ASN (Aparatur Sipil Negara). Mereka nanti kita panggil dulu," kata Boy di Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), Jumat (18/5/2018).

Pawai itu diklaim pihak Sion Kids of Papua tidak berkaitan dengan politik, melainkan hanya aktivitas budaya.

"Ini bukan terkait politik. Namun hanya aktivitas budaya. Dari sisi sejarah Papua penyebaran agama Nasrani di wilayah ini ada keterkaitan dengan Israel dan itulah bedanya Papua dengan daerah lain," kata Boy.

Siapa sebenarnya komunitas Sion Kids of Papua? Berbagai referensi tentang komunitas itu banyak beredar secara online. Rata-rata muncul di blog dan halaman media sosial.

Salah satu blog dengan nama Sion Kids Center Movement menjelaskan sekilas tentang komunitas tersebut. "Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa Sion Kids Center of Papua atau yang mungkin lebih dikenal dengan Pergerakan Anak-anak Sion Papua adalah suatu pergerakan akhir zaman Roh Kudus dari pada Pemberitaan Injil Kristus yang sudah sampai ke ujung bumi Papua, sehingga Tuhan lewat Roh-Nya yang Kudus menuntun beberapa hamba-hamba Tuhan untuk menyampaikan bagian ini di akhir zaman," bunyi keterangan di blog tersebut.

"Mengapa pergerakan ini muncul di Papua? Kami kira jawabannya singkat saja, karena Papua adalah ujung bumi, atau yang sudah kita semua ketahui bahwa Papua (Penuaian Akhir Penuh Urapan Adonai/Tuhan), sehingga Firman Tuhan yang sudah sampai ke ujung bumi ini 'dikembalikan' kepada tempat dari mana Firman itu pertama diberitakan," lanjut keterangan di blog komunitas tersebut.

Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil mengatakan, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sehingga sudah sepatutnya warga negara Indonesia tidak berhubungan dengan zionis Israel.

Menurutnya, zionis Israel itu adalah penjajah dan masuk ketegori negara teroris.

"Bangsa Indonesia termasuk salah satu negara anggota PBB yang mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam aksi penjajahan yang dilakukan zionis israel," kata Nasir saat dihubungi SINDOnews, kemarin.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, menilai masalah pengibaran bendera Israel di wilayah Indonesia sangat sensitif.

"Ini kan Indonesia karena tidak punya hubungan diplomatik saja dengan Israel, jadi harus melihat warga di sana itu saudara," ujar Ray saat dihubungi SINDOnews.

Ray mengatakan, dalam kontitusi Indonesia dijelaskan mengenai sikap Indonesia bahwa segala bentuk penjajahan di muka bumi ini harus ditolak. Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten mendukung kemerdekaan bangsa Palestina.

Menurutnya, aparat keamanan harus bersikap cermat dalam menangani masalah ini agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Saran saya cukup dilakukan pendekatan komunikasi. Diajak bicara apa yang terjadi sesusungguhnya, kenapa bisa seperti itu. Dialog itu yang paling pas dilakukan, libatkan tokoh agama dan adat setempat," katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0860 seconds (0.1#10.140)