AS Resmikan Kedubes di Yerusalem

Selasa, 15 Mei 2018 - 11:34 WIB
AS Resmikan Kedubes di Yerusalem
AS Resmikan Kedubes di Yerusalem
A A A
GAZA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi memindahkan Kedutaan Besar (Kedubes) mereka untuk Israel dari semula di Tel Aviv ke Yerusalem, kemarin. Inagurasi pemindahan Kedubes AS itu memantik reaksi keras warga Palestina dengan gelombang aksi protes.

Rangkaian protes keras warga Gaza yang berujung penembakan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam beberapa pekan terakhir ini pun menyebabkan 37 warga meninggal dunia. Sementara sekitar 1.600-an warga lainnya terluka.

Langkah AS memindahkan Kedubesnya ke Yerusalem juga memunculkan reaksi beragam dari Eropa. Sebagian besar negara yang tergabung dalam Uni Eropa (UE) bahkan mengabaikan undangan resepsi perayaan yang dilayakngkan Israel. Mayoritas negara di Eropa menilai, pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem justru berisiko mendestabilisasi situasi di wilayah itu. Perwakilan negara Eropa yang hadir hanya Hungaria, Romania, dan Republik Ceko.

Israel sebenarnya mengundang sekitar 86 negara, terutama yang memiliki misi diplomatik di Israel. Namun, hanya 33 negara yang memberikan konfirmasi. Negara lainnya yang mengirimkan delegasi ke Israel ialah Guatemala dan Paraguay yang juga berencana membuka Kedubes di Yerusalem pada bulan ini.

Presiden AS Donald Trump tidak menghadiri acara peresminan tersebut. Washington mengutus Wakil Menlu John Sullivan, Menteri Keuangan (Menkeu) Steven Mnuchin, dan anak Trump, Ivanka beserta suaminya, Jared Kushner yang menjabat asisten senior Gedung Putih. Pemerintah AS menganggap acara ini sebagai acara bilateral.

Sebelumnya, pejabat senior Palestina Saeb Erekat meminta diplomat, organisasi sosial kemasyarakatan dan tokoh agama untuk memboikot inagurasi itu. “Mereka yang datang hadir akan dikirimkan pesan bahwa mereka melanggar hukum internasional dan hak-hak asasi rakyat Palestina dengan sangat jelas,” tegas Erekat.

Misi UE untuk Israel memposting pernyataan di Twitter, UE akan menghormati konsensus internasional terkait Yerusalem, termasuk lokasi perwakilan diplomatik sampai status akhir ditentukan. Menteri luar negeri (Menlu) Eropa mengatakan keputusan itu tidak bijak dan menambah bara api terhadap konflik Israel-Palestina.

“Pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem hanya menyebabkan situasi semakin tegang di tengah konflik di Palestina. Keputusan itu juga dapat merusak hubungan Palestina dan Israel,” kata Menlu Irlandia Simon Coveney dikutip sacbee.com. “Itu bukanlah yang keputusan bijak,” tambah Menlu Belanda Stef Blok.

Pemerintah AS menyebut, relokasi Kedubes itu merupakan tanda persahabatan dan kemitraan dengan Israel. Mereka menepis pembukaan Kedubes itu menentukan garis perbatasan akhir antara Israel dan Palestina. Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) AS di Yerusalem yang mengurusi relasi dengan Palestina akan dipertahankan.

Namun, Pemerintah Palestina menolak keras keputusan tersebut. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, langkah yang diambil Trump merupakan sebuah tamparan terhadap upaya perdamaian di Yerusalem selama berpuluh-puluh tahun. “AS tidak lagi dapat dijadikan sebagai makelar netral dalam konflik ini,” katanya.

Adapun Perdana Menteri (PM) Israel mendesak agar negara lain untuk mengikuti langkah AS. “Pindahkan Kedubes kalian ke Yerusalem karena itu merupakan hal yang tepat, memajukan perdamaian, dan kalian tidak dapat mendasarkan perdamaian di atas kebohongan. Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel,” tandas Netanyahu. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2956 seconds (0.1#10.140)