ISIS Klaim Serangan Pisau di Paris

Minggu, 13 Mei 2018 - 06:14 WIB
ISIS Klaim Serangan Pisau di Paris
ISIS Klaim Serangan Pisau di Paris
A A A
PARIS - ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan pisua di Paris. Setidaknya satu orang tewas dan empat lainnya terluka akibat serangan itu. Sementara pelaku penyerangan tewas di tembak polisi.

Sebuah pernyataan yang dirilis melalui agensi propaganda kelompok itu menggambarkan pelaku sebagai "tentara Negara Islam". ISIS mengklaim kekejaman itu sebagai tanggapan atas seruan untuk menjadikan negara-negara yang mengebom wilayahnya di Suriah dan Irak sebagai target serangan seperti dikutip dari Independent, Minggu (13/5/2018).

Francois Molins, jaksa Paris, belum mengkonfirmasi keterlibatan ISIS tetapi mengatakan serangan itu sedang diselidiki sebagai aksi terorisme.

Ia menggambarkan korban yang tewas sebagai pejalan kaki dan mengatakan empat orang lainnya juga terluka akibat ditikam.

"Pada tahap ini dan atas dasar kesaksian yang menggambarkan penyerang berteriak 'Allahu Akbar' sambil menyerang orang yang lewat dengan pisau, serta modus operandi, bagian kontra-teror dari kantor kejaksaan Paris sedang menyelidiki," jelasnya.

Kekejaman terjadi setelah serangkaian serangan serupa yang diklaim oleh ISIS di Prancis dan di seluruh dunia.

Paris adalah tempat serangan ISIS yang paling mematikan di Eropa pada 13 November 2015, ketika para penyerang bersenjata api dan rompi bunuh diri menyerang gedung konser Bataclan, Stade de France dan restoran, menewaskan 130 orang.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis telah membayar sekali lagi harga untuk darah yang tertumpah tetapi tidak akan menyerahkan satu inci pun kebebasan kepada musuh.

Seorang saksi mengatakan bahwa pelaku berteriak "Allahu akbar" dan mencoba masuk ke restoran sebagai pengunjung.

“Awalnya kami pikir itu adalah dua orang yang berkelahi,” kata Fiona, yang makan malam di restoran Kintaro dan ingin nama depannya dirahasiakan.

"Orang-orang yang antri di luar berlari ke restoran berteriak, jadi semua orang panik dan menjatuhkan diri ke lantai," imbuhnya.

Fiona mengatakan pria yang sama kembali dengan pisau beberapa menit kemudian dan berteriak "Allahu akbar."

"Beberapa orang termasuk teman saya menutup pintu kalau-kalau dia akan mencoba masuk," tambahnya.

“Ketika kami melarikan diri mereka masih mencari pria itu dan seorang wanita sedang berbaring di lantai. Lehernya berdarah," tuturnya.

Serangan itu terjadi di Rue Saint-Augustin, yang terkenal karena banyak restorannya, dan penyerang ditembak di Rue Monsigny yang bersebelahan.

Yvan Assioma, sekretaris regional dari Aliansi Polisi, mengatakan petugas yang tiba pertama di tempat kejadian diancam oleh seorang "individu berjanggut".

Ia mengatakan seorang perwira menggunakan pistol listriknya pada penyerang sebelum dia ditembak oleh rekannya.

Penusukan berganda diluncurkan sekitar pukul 9 malam waktu setempat di distrik Opera Ibu Kota Prancis.

Gerard Collomb, menteri dalam negeri Perancis, memuji ketenangan dan reaksi cepat dari petugas polisi yang menetralkan si penyerang.

"Para korban tindakan tercela ini adalah yang pertama dalam pikiranku," ujarnya.

Anne Hidalgo, walikota Paris, mengatakan semua warga Paris berada di sisi orang-orang yang terluka dan orang-orang yang mereka cintai.

"Malam ini, kota kami diremukkan," tulisnya di Twitter.

“Saya ingin memberi hormat kepada polisi, yang penuh ketenangan, keberanian, dan profesionalisme sekali lagi menyelamatkan nyawa. Mereka berterima kasih. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada layanan darurat yang berjalan sangat cepat untuk merawat yang terluka,” katanya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4892 seconds (0.1#10.140)