Regulasi Otoritas Penerbangan China Bikin Gedung Putih Berang

Minggu, 06 Mei 2018 - 10:52 WIB
Regulasi Otoritas Penerbangan China Bikin Gedung Putih Berang
Regulasi Otoritas Penerbangan China Bikin Gedung Putih Berang
A A A
WASHINGTON - Gedung Putih mengkritik tajam upaya China untuk memaksa maskapai penerbangan asing untuk mengubah cara referensi mereka terhadap Taiwan, Hong Kong dan Makau. Gedung Putih melabeli upaya terbaru China terhadap wilayah sensitif secara politik sebagai omong kosong Orwelllian.

Orwellian merujuk kepada sastrawan Inggris, George Orwell. Orwellian menunjukkan sikap dan kebijakan kontrol yang brutal.

Gedung Putih mengatakan Administrasi Penerbangan Sipil China telah mengirim surat kepada 36 maskapai penerbangan asing, termasuk sejumlah operator AS, yang menuntut perubahan.

Operator tersebut diminta untuk menghapus referensi di situs web mereka atau materi lain yang menunjukkan Taiwan, Hong Kong, dan Makau adalah negara merdeka yang menjadi bagian dari China.

Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump akan membela mereka yang menolak upaya Partai Komunis China untuk memaksakan kebenaran politik China pada perusahaan dan warga Amerika.

“Ini adalah omong kosong Orwellian dan bagian dari kecenderungan yang sedang tumbuh oleh Partai Komunis China untuk memaksakan pandangan politiknya pada warga negara Amerika dan perusahaan swasta," bunyi pernyataan Gedung Putih.

"Kami menyerukan China untuk berhenti mengancam dan memaksa operator dan warga Amerika,” tegas pernyataan itu seperti dilansir dari Reuters, Minggu (6/5/2018).

Taiwan adalah masalah teritorial paling sensitif di China. Beijing menganggap pulau yang independen dan demokratis itu adalah provinsi yang tidak patuh. Hong Kong dan Makau adalah bekas koloni Eropa yang kini menjadi bagian dari Cina tetapi sebagian besar dijalankan secara otonom.

Perselisihan tentang bagaimana maskapai penerbangan merujuk ke Hong Kong, Taiwan, dan Makau adalah ketegangan lain dalam hubungan AS-Cina.

Juru bicara Airlines for America, sebuah grup mewakili United Airlines, American Airlines dan operator besar lainnya, mengatakan bahwa pihaknya bekerja dengan pemerintah AS untuk menentukan langkah selanjutnya dalam sengketa tersebut.

Sebelumnya pada bulan Januari, Delta Air Lines, menyusul permintaan dari China terkait penyebutan Taiwan dan Tibet sebagai negara di situs webnya, meminta maaf karena telah membuat kesalahan yang tidak disengaja tanpa niat bisnis atau politik, dan mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk menyalesaikan masalah ini.

Baca Juga: Sebut Taiwan dan Tibet Negara, Delta Air Lines Minta Maaf

Juga pada bulan Januari, China menghentikan situs web Marriott International Inc China selama seminggu. Itu adalah hukuman terhadap jaringan hotel terbesar di dunia itu untuk mencantumkan Tibet, Taiwan, Hong Kong, dan Macau sebagai negara terpisah dalam kuesioner pelanggan.

Baca Juga: Marriott Sebut Hong Kong, Taiwan dan Tibet Negara, China Marah

Intensifikasi upaya yang nyata untuk mengawasi bagaimana bisnis asing merujuk ke wilayah yang diklaim oleh China - bahkan jika hanya di menu web - menggarisbawahi betapa kepekaan terhadap masalah kedaulatan telah terjadi di Tiongkok.

Otoritas penerbangan China mengatakan pada bulan Januari itu akan mengharuskan semua rute penerbangan maskapai penerbangan asing ke China untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap situs web mereka, aplikasi dan informasi terkait pelanggan dan "secara ketat mematuhi hukum dan peraturan Tiongkok untuk mencegah hal serupa terjadi."

Qantas Airways Australia mengatakan pada bulan Januari itu telah mengubah situs webnya untuk tidak lagi merujuk ke Taiwan dan Hong Kong sebagai negara daripada wilayah China setelah China mengeluarkan peringatan serupa.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3933 seconds (0.1#10.140)