Pangeran Saudi Minta Film Porno Eksklusif di Prancis tapi Tak Bayar

Rabu, 11 April 2018 - 09:33 WIB
Pangeran Saudi Minta Film Porno Eksklusif di Prancis tapi Tak Bayar
Pangeran Saudi Minta Film Porno Eksklusif di Prancis tapi Tak Bayar
A A A
PARIS - Seorang pangeran Arab Saudi yang telah meninggal dunia membuat ahli warisnya digugat perusahaan Prancis pembuat film porno. Musababnya, pangeran yang juga mantan menteri luar negeri Saudi itu minta dibuatkan film dewasa eksklusif, namun tidak pernah membayar.

Pangeran Saud al-Faisal meninggal dunia pada tahun 2015. Perusahaan Prancis yang menggugat ahli waris Pangeran Faisal adalah SARL Atyla.

Media lokal, The Local, yang dikutip Rabu (11/4/2018), melaporkan bahwa gugatan diajukan terhadap SCI 25 Avenue Bugeaud, korporasi yang dimiliki ahli waris Pangeran Faisal.

Menurut laporan yang mengutip dokumen gugatan, SARL Atyla mengklaim telah memproduksi konten film dewasa eksklusif untuk sang pangeran, yang diduga bertindak melalui perwakilan, untuk beberapa waktu. Tapi, perusahaan itu tidak pernah menerima pembayaran atas produksinya yang mencapai sekitar 90.000 Euro.

Dalam gugatannya, SARL Atyla, mengklaim memiliki bukti video yang belum akan ditunjukkan. Namun, perusahaan ini berjanji akan menunjukannya jika tuntutan pembayaran tidak dipenuhi.

Menurut laporan media Prancis, salah satu video berisi adegan yang diduga diperankan seorang wanita Maroko, yang digosipkan memiliki "hubungan istimewa" dengan sang pangeran. Wanita itu memerankan adegan berhubungan seks dengan seorang bintang porno berkulit hitam yang namanya tidak diungkap.

SARL Atyla mengklaim skenario untuk film dikirim melalui seorang perwakilan ke pangeran untuk disetujui. "Penting, laki-laki harus mendominasi rekannya bukan dengan kekerasan tetapi dengan menggunakan keterampilan dan kemampuannya dan anugerah yang diberikan Tuhannya. Dia masih tidak suka itu ... Dia tidak suka menutup mata dan terikat," bunyi bocoran email yang diterima perusahaan itu yang diduga dari perwakilan sang pangeran.

Perusahaan Prancis itu yakin bahwa Pangeran Faisal adalah sosok dalam dalam surat-menyurat itu. Meski demikian, perusahaan tersebut belum bisa membuktikannya.

SCI 25 Avenue Bugeaud adalah perusahaan yang menangani manajemen properti keluarga Saudi dan secara resmi dimiliki oleh anak-anak dari almarhum Pangeran Faisal. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka menolak gugatan dan menuntut balik pembayaran 3.000 Euro atas perusakan reputasi.

Gugatan oleh perusahaan Prancis diajukan pada tanggal 4 April 2018. Gugatan diajukan hanya beberapa hari sebelum kedatangan Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke Paris untuk kunjungan resmi pada tanggal 8 April 2018.

Selama masa tinggalnya di Prancis, Putra Mahkota dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan mendiskusikan masalah-masalah hubungan budaya dan ekonomi kedua negara, serta soal perang di Yaman.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3479 seconds (0.1#10.140)