Bangladesh: Kamp Rohingya Tak Mumpuni Jadi Tempat Hidup Manusia

Senin, 09 April 2018 - 17:51 WIB
Bangladesh: Kamp Rohingya Tak Mumpuni Jadi Tempat Hidup Manusia
Bangladesh: Kamp Rohingya Tak Mumpuni Jadi Tempat Hidup Manusia
A A A
JAKARTA - Pemerintah Bangladesh menyatakan kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar tidak mumpuni sebagai tempat hidup manusia. Diplomat Bangladesh di Indonesia berharap para pengungsi itu segera kembali ke rumah mereka di Rakhine, Myanmar.

Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia, Azmal Kabir, mengatakan saat ini ada 1,1 juta warga Rohingya yang menyeberang ke Bangladesh. Pihaknya akan berusaha untuk terus menolong para pengungsi yang menyeberang ke Bangaldesh, namun pertolongan tidak bisa untuk selamanya.

"Lebih dari 1,1 juta Rohingya sekarang ada di Bangladesh karena kami memang bersedia untuk membantu mereka. Perdana Menteri kami sangat berbaik hati untuk membuka perbatasan dan menampung warga Rohingya untuk tinggal sementara di Bangladesh," katanya, pada Senin (9/4/2018).

Menurutnya, para pengungsi tetap harus pulang ke negaranya karena Cox’s Bazar didesain bukan untuk ditempati manusia. "Kami tentu membantu mereka untuk kembali ke Rakhine," ujarnya.

Azmal blakblakan bahwa para pengungsi Rohingya yang berada di Cox's Bazar saat ini dalam kondisi yang sangat memprihantikan. Bangladesh, lanjut Azmal, terus memutar otak untuk dapat membantu para pengungsi sampai mereka bisa kembali ke kampung halamanya.

Salah satu solusi yang coba diambil Bangaldesh adalah merelokasi sekitar 100 ribu warga Rohingya ke tempat yang baru. Namun, solusi ini ternyata juga tak menyelesaikan masalah karena tempat yang baru pun kerap dilanda banjir dan serangan gajah liar.

Bangladesh dan Myanmar sejatinya sudah mencapai kesepakatan mengenai proses pemulangan para pengungsi Rohingya. Dhaka berharap Myanmar dapat terus memenuhi komitmennya.

Namun, PBB menyebut bahwa Myanmar belum siap untuk repatriasi pengungsi Rohingya. "Dari apa yang saya lihat dan dengar dari orang-orang—tidak ada akses layanan kesehatan, kekhawatiran tentang perlindungan, berlanjutnya pemindahan—kondisi tidak kondusif untuk kembali," kata Ursula Mueller, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, setelah melakukan kunjungan enam hari ke Myanmar.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3498 seconds (0.1#10.140)