Media Sosial Raup Iklan USD11 Miliar dari Pengguna di Bawah 18 Tahun

Kamis, 04 Januari 2024 - 08:51 WIB
loading...
Media Sosial Raup Iklan USD11 Miliar dari Pengguna di Bawah 18 Tahun
Para peneliti dari Universitas Harvard mengatakan bahwa sekitar 30-40% pendapatan iklan yang dihasilkan oleh media sosial berasal dari keterlibatan generasi muda. Foto/Teleghraph India
A A A
WASHINGTON - Para peneliti dari Universitas Harvard mengatakan bahwa sekitar 30-40% pendapatan iklan yang dihasilkan media sosial, seperti Snapchat, TikTok, dan YouTube berasal dari generasi muda. Raksasa media sosial , seperti Instagram, X (Twitter), dan Snapchat secara kolektif memperoleh pendapatan iklan hampir USD11 miliar (Rp170,9 triliun) pada tahun 2022 dari pengguna berusia di bawah 18 tahun

Tim yang dipimpin oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health, Universitas Harvard, juga menemukan bahwa dari pengguna berusia 13-17 tahun, TikTok memperoleh USD2 miliar dan YouTube USD 1,2 miliar pada tahun 2022.

Mereka menemukan bahwa meskipun di antara pengguna berusia 12 tahun ke bawah, YouTube memperoleh pendapatan iklan terbesar sekitar USD1 miliar pada tahun 2022. Sedangkan di antara pengguna berusia 13-17 tahun, Instagram menghasilkan pendapatan tertinggi sekitar USD4 miliar.



Mereka menemukan bahwa semua platform media sosial ini secara kolektif menghasilkan hampir USD 11 miliar pendapatan iklan dari para pengguna. Sekitar USD2,1 miliar dari pengguna berusia 12 tahun ke bawah, dan USD8,6 miliar dari pengguna berusia 13-17 tahun.

Tim juga menemukan bahwa pada tahun 2022, YouTube memiliki hampir 50 juta pengguna di bawah 18 tahun di AS, sementara TikTok memiliki sekitar 19 juta, Snapchat 18 juta, Instagram 16,7 juta, Facebook sekitar 10 juta, dan X 7 juta.

Hal ini menunjukkan bahwa platform-platform ini memiliki "insentif finansial yang luar biasa" karena terus menunda langkah-langkah yang berarti untuk mengatasi masalah tersebut. Terutama melindungi anak-anak dari bahaya penggunaan media sosial.

Para peneliti mengatakan bahwa meskipun raksasa media sosial ini mengklaim mampu mengatur sendiri praktik mereka dalam mengurangi dampak buruk terhadap generasi muda, mereka belum melakukan hal tersebut. Mereka telah mempublikasikan temuannya di jurnal PLoS ONE.



“Temuan kami bahwa platform media sosial menghasilkan pendapatan iklan yang besar dari generasi muda menyoroti perlunya transparansi data yang lebih besar serta intervensi kesehatan masyarakat dan peraturan pemerintah,” kata Amanda Raffoul, instruktur pediatri di Harvard Medical School dikutip SINDOnews dari laman telegraphindia, Kamis (4/1/2024).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1541 seconds (0.1#10.140)