Austin Diguncang Ledakan usai Bom Paket Membunuh 2 Orang

Senin, 19 Maret 2018 - 12:14 WIB
Austin Diguncang Ledakan usai Bom Paket Membunuh 2 Orang
Austin Diguncang Ledakan usai Bom Paket Membunuh 2 Orang
A A A
AUSTIN - Sebuah ledakan di Austin pada hari Minggu melukai dua orang. Insiden ini hanya berselang beberapa hari setelah tiga bom paket membunuh dua orang di kota yang sama pada awal bulan ini.

Ledakan terjadi saat agen Biro Investigasi Federal (FBI) berada di sekitar lokasi kejadian.

Belum ada orang yang ditangkap terkait rentetan serangan bom ini. Polisi dan FBI bahkan belum bisa mengendus jejak para pelaku.

Polisi mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa orang-orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit, namun luka-luka yang diderita tidak mengancam nyawa.

”Kami memiliki pandangan di mana jelas ledakan telah terjadi,” kata Kepala Polisi Austin Brian Manley. ”Kami hanya tidak tahu banyak pada saat ini,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (19/3/2018).

Dia mengatakan kepada orang-orang di Austin untuk tinggal di rumah dan menghindari untuk menyentuh paket yang mencurigakan. Dia belum bisa memastikan apakah ledakan terbaru di Austin terkait dengan rentetan bom paket yang telah menewaskan dua orang.

FBI melalui Twitter mengatakan bahwa agennya berada di lokasi kejadian pada hari Minggu, yakni di lingkungan perumahan di sisi barat kota Austin, sebelum ledakan terjadi.

Menurut FBI, agen dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) AS juga hadir di tempat kejadian.

“Warga di daerah terdekat tinggallah di rumah Anda dan ikuti instruksi petugas,” kata pihak Kepolisian Austin di Twitter.

Penyidik masih mencari penyebab di balik tiga bom paket yang meledak di tiga wilayah secara terpisah. Dua korban tewas dalam ledakan bom paket adalah pria Afrika-Amerika. Selain itu, seorang wanita Hispanik berusia 75 tahun sedang berjuang untuk hidup akibat terkena ledakan bom paket.

Sebelumnya pada hari Minggu, polisi Austin mengatakan bahwa siapa pun yang bertanggung jawab atas rentetan bom paket tersebut mencoba mengirim pesan. Pelaku diminta menghubungi pihak berwenang untuk menjelaskan motifnya.

“Kami tidak akan mengerti bahwa (pesan) sampai tersangka atau tersangka menghubungi kami untuk menyampaikan pesan itu,” kata Manley.

Manley mengatakan bahwa polisi juga menyelidiki pemboman tersebut atas dugaan kejahatan kebencian.

Tiga bom paket itu pertama kali meledak pada 2 Maret 2018 dan membunuh Anthony Stephan House, pria kulit hitam berusia 39 tahun. Bom tersebut merobek dinding rumah dan merusak pintu depan.

Kemudian bom paket kedua meledak pada hari Senin lalu dan membunuh Draylen Mason, seorang remaja Afrika-Amerika berusia 17 tahun. Ledakan juga melukai ibu korban.

Beberapa jam kemudian, sebuah bom paket ketiga melukai wanita Hispanik berusia 75 tahun yang kini berjuang untuk hidup di rumah sakit.

Polisi telah menerima lebih dari 735 telepon tentang paket yang mencurigakan sejak serangan tiga bom paket. Namun, menurut Manley, dari ratusan telepon yang diterima polisi tidak menemukan sesuatu yang berisiko terhadap keamanan.

Hadiah sebesar USD115.000 telah ditawarkan untuk siapa saja yang memiliki informasi yang mengarah pada penangkapan terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan bom paket tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3719 seconds (0.1#10.140)