Rusia Tuding AS Latih Militan Suriah Lakukan Serangan Senjata Kimia

Minggu, 18 Maret 2018 - 00:42 WIB
Rusia Tuding AS Latih Militan Suriah Lakukan Serangan Senjata Kimia
Rusia Tuding AS Latih Militan Suriah Lakukan Serangan Senjata Kimia
A A A
MOSKOW - Provokasi oleh kelompok militan yang dilatih Amerika Serikat (AS) menggunakan senjata kimia akan menjadi dalih bagi Washington untuk menyerang Suriah. Tudingan itu dilontarkan salah satu petinggi militer Rusia, Kolonel Jenderal Sergey Rudskoy.

Rudskoy juga mengungkapkan jika Moskow telah melakukan persiapan yang tepat, termasuk membentuk kelompok penyerang dari angkatan laut.

"Kami mencatat bukti persiapan untuk kemungkinan serangan. Kelompok pejuang angkatan laut dengan rudal jelajah sedang dibentuk di bagian Timur Laut Tengah, di Teluk Persia dan di Laut Merah," ujar Rudskoy seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (18/3/2018).

Ia menekankan bahwa tidak jelas, siapa yang ingin didukung AS dalam kasus ini, teroris Front al-Nusra atau sekutu mereka untuk meneror Ghouta Timur.

Menurut Rudskoy, militan Front al-Nusra dari Ghouta Timur baru-baru ini mengintensifkan tembakan ke Damaskus, di mana tentara Suriah sekarang melakukan operasi untuk melenyapkan para teroris.

"Gerilyawan Front al-Nusra bersama dengan Helm Putih sedang mempersiapkan serangan kimia bertahap di komunitas Alghabit dan Kalbb Lusa yang terletak 25 km ke barat laut Idlib. Ada 20 kontainer klorin yang mereka miliki," ungkap Rudskoy.

Rudskoy meyakini insiden semacam itu akan disiarkan secara luas di media asing.

"Di wilayah kota At-Tanf, instruktur Amerika telah menyiapkan beberapa kelompok militan untuk melakukan provokasi di selatan Suriah," kata Rudskoy.

Menurut Rudskoy, gas beracun tersebut telah dikirim ke Suriah selatan dengan kedok konvoi bantuan kemanusiaan.

Rudskoy mencatat bahwa provokasi tersebut juga bertujuan untuk menciptakan dalih bagi serangan AS terhadap pemerintah Suriah.

Sebelumnya, Utusan AS untuk PBB Nikky Haley mengancam dengan serangan Washington terhadap Damaskus jika menggunakan senjata kimia di Suriah.

"Besok, konvoi kemanusiaan PBB lainnya, yang terdiri dari 25 kendaraan berat akan menuju ke Douma untuk membantu penduduk kota," ujar Rudskoy.

Rudskoy mengungkapkan bahwa lebih dari 44.000 orang meninggalkan pinggiran kota Damaskus di Ghouta Timur melalui koridor kemanusiaan.

"Hari ini seseorang dapat mengatakan bahwa situasi di Ghouta Timur telah berubah secara radikal. Saat ini Anda menyaksikan sebuah operasi kemanusiaan dalam skala yang unik. Baru hari ini, 26.610 warga sipil meninggalkan Ghouta Timur melalui koridor kemanusiaan, sementara jumlah semua orang yang telah meninggalkan Ghouta Timur telah mencapai 44.639," terang Rudskoy.

Rudskoy mengatakan bahwa tiga konvoi kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berhasil masuk ke Ghouta Timur selama seminggu terakhir. Warga yang membutuhkan bantuan telah menerima 445 ton makanan, kebutuhan pokok dan obat-obatan.

Menurut laporan terakhir, pasukan Suriah telah membebaskan lebih dari separuh wilayah tersebut, yang telah dikendalikan oleh pejuang Suriah sejak tahun 2012. Diketahui bahwa 10.000 sampai 12.000 militan berada di suatu tempat di daerah tersebut.

Rusia juga mengusulkan sebuah inisiatif untuk mengatur jeda kemanusiaan lima jam sehari untuk memastikan pasokan kemanusiaan dan evakuasi dari daerah tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2939 seconds (0.1#10.140)