Pembelot Rusia Diracun, Prancis Siap Ambil Tindakan

Jum'at, 16 Maret 2018 - 01:22 WIB
Pembelot Rusia Diracun, Prancis Siap Ambil Tindakan
Pembelot Rusia Diracun, Prancis Siap Ambil Tindakan
A A A
PARIS - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan, ia akan mengumumkan tindakan dalam beberapa hari mendatang terkait serangan racun saraf terhadap agen ganda Rusia di Inggris. Sergei Skripal bersama putrinya, Yulia, berada dalam kondisi kritis setelah diracun dengan zat saraf Novichok pada 4 Maret lalu.

"Saya akan mengumumkan langkah-langkah yang akan kita ambil dalam beberapa hari mendatang," kata Macron seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (16/3/2017).

Tidak hanya itu, Macron juga mengutuk serangan tersebut dalam bahasa yang paling kuat. "Saya mengutuk dengan cara yang paling kuat dari serangan yang tidak dapat diterima ini," kata Macron kepada wartawan saat berkunjung ke Prancis tengah.

"Semuanya membawa kita untuk percaya bahwa tanggung jawab serangan ini dapat dikaitkan dengan Rusia, dan hasil kerja dari otoritas Inggris, yang dibagikan kepada otoritas Prancis, mengonfirmasikannya," tambahnya.

Tidak jelas apakah tindakan tersebut akan menjadi tindakan balasan terhadap Rusia. Macron mengatakan bahwa dia akan membahas masalah ini dengan Kanselir Jerman Angela Merkel yang dijadwalkan di Paris.

Kremlin pada hari Kamis mengecam langkah-langkah hukuman Inggris terhadap Rusia atas serangan terhadap mantan agen ganda Kremlin.

"Posisi pihak Inggris tampaknya benar-benar tidak bertanggung jawab," kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov.

Ia mengatakan langkah pembalasan akan segera menyusul, dengan Putin cenderung memilih opsi yang paling sesuai dengan kepentingan Rusia.

Pada hari Rabu, Inggris mengusir 23 diplomat dan membekukan kontak tingkat tinggi dengan Rusia, dan sejumlah langkah-langkah lain akan diterapkan.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah pihak berwenang Inggris mengatakan bahwa Rusia "bersalah" atas serangan racun terhadap Sergei Skripal dan putrinya dengan zat saraf yang dibuat pada masa Uni Soviet bernama Novichok pada tanggal 4 Maret.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7013 seconds (0.1#10.140)