Kim Jong-un dan Trump Diprediksi Bertemu di Lokasi Ini

Selasa, 13 Maret 2018 - 15:58 WIB
Kim Jong-un dan Trump Diprediksi Bertemu di Lokasi Ini
Kim Jong-un dan Trump Diprediksi Bertemu di Lokasi Ini
A A A
SEOUL - Sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dia bersedia bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, spekulasi lokasi yang jadi tuan rumah kedua pemimpin itu telah bermunculan.

Kim Jong-un belum secara terbuka mengonfirmasi kepastiannya untuk bertemu dengan Trump dalam upaya untuk meredakan kebuntuan terkait program senjata nuklir Pyongyang. Sedangkan para pejabat di Seoul dan Washington mengatakan bahwa lokasi dan waktu puncak pertemuan tetap harus ditentukan.

Para pengamat dan analis telah memperdebatkan pro dan kontra terkait kemungkinan lokasi yang disepakti menjadi tuan rumah pertemuan pertama Trump dan Kim Jong-un.

Lokasi-lokasi yang jadi prediksi para analis itu mulai dari Pyongyang, Joint Security Area (JSA) di perbatasan kedua Korea, negara netral di Asia, Eropa hingga Ibu Kota AS; Washington.

Berikut beberapa lokasi yang diprediksi jadi tempat bertemunya kedua pemimpin yang sebelumnya berseteru ini, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (13/3/2018);

1. Joint Security Area (JSA) Panmunjom
Salah satu situs yang paling mungkin dibahas adalah Joint Security Area (JSA) atau Area Keamanan Bersama di Panmunjom. Lokasi ini berada di bawah Garis Demarkasi Militer antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Ini adalah satu-satunya tempat di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat. Wilayah tersebut menjadi lokasi tatap muka tentara kedua Korea serta pasukan dari PBB.

”Tempat-tempat seperti Swiss, Swedia atau Pulau Jeju telah mendapat banyak perhatian, tapi kami juga menganggap JSA sebagai pilihan yang serius,” kata seorang pejabat kantor presiden Korea Selatan atau Blue House.

Beberapa orang skeptis melihat JSA sebagai lokasi karena menjadi simbol Perang Korea dan tempat melanjutkan ketegangan, bukan tempat untuk kesepakatan damai.

Namun, tempat itu juga memungkinkan Kim dan Trump bertemu tanpa melakukan perjalanan jauh dari salah satu dari pasukan keamanan mereka masing-masing atau terlihat berkerumun di ibu kota “musuh”.

Kim Jong-un dijadwalkan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di JSA pada bulan April untuk pertemuan puncak pertama mereka. Para pejabat Korea Selatan melihatnya sebagai pesaing utama untuk sebuah pertemuan puncak Trump dan Kim Jong-un.

”Jika Korea Utara dan AS yang merupakan pihak yang terlibat langsung dalam kesepakatan gencatan senjata, mengadakan pertemuan puncak di Panmunjom, akan memiliki arti penting untuk mengubah simbol perpecahan menjadi satu perdamaian,” kata pejabat Blue House yang berbicara dalam kondisi anonim.

2. Pulau Jeju
Tempat lain di Korea Selatan yang telah diprediksi sebagai pilihan adalah Pulau Jeju yang indah, di lepas pantai selatan. Pulau ini mudah diakses oleh kapal atau pesawat terbang dari semenanjung Korea.

Ayah Kim Jong-un yang sekaligus pendahulunya, Kim Jong-il, diketahui takut terbang. Namun Kim Jong-un telah ditunjukkan di foto resmi di mana dia turun dari pesawat terbang dan bahkan menerbangkan pesawat yang dirancang Korea Utara.

”Di Korea, saya bertahan (soal prediksi) dengan Pulau Jeju. Jeju memiliki jiwa, lahir dari tragedi, kecantikan dan alam,” kata Profesor John Delury, Yonsei University, yang memimpin sebuah diskusi tentang kemungkinan lokasi puncak di Twitter.

Pulau ini dirancang untuk menarik para pemimpin internasional melakukan pertemuan. ”Sebagai 'Pulau Damai', Jeju adalah tempat yang ideal untuk mengadakan KTT Korea Utara-AS,” kata kantor gubernur Jeju dalam sebuah pernyataan.

3. Eropa
Beberapa tempat di Eropa, termasuk Swiss dan Swedia, juga telah diangkat sebagai lokasi netral yang mungkin untuk pertemuan puncak Kim Jong-un dan Trump.

Kedua negara itu memiliki reputasi internasional sebagai mediator, dan keduanya berperan sebagai anggota Komisi Pengawas Wilayah Netral yang membantu mengatur hubungan antara kedua Korea setelah gencatan senjata 1953.

Ketika masih kecil, Kim Jong-un dan saudara-saudaranya belajar di sekolah swasta elite di Swiss pada tahun 1990-an. Setidaknya itulah pengakuan mantan teman-teman sekelas Kim.

Namun, waktu Kim di Barat bukan merupakan bagian resmi dari biografinya. Kim Jong-un kala itu menggunakan identitas sebagai putra seorang diplomat, bukan putra penguasa Korut. Para analis menyatakan bahwa Kim mungkin ingin menghindari perhatian tentang Korea Utara yang sosialis dan miskin.

Kementerian Luar Negeri Swiss mengatakan bahwa negara tersebut siap untuk memfasilitasi pembicaraan antara Korea Utara dan Amerika Serikat, dan melakukan kontak dengan kedua belah pihak.

”Terserah pihak-pihak yang terlibat untuk memutuskan kapan perundingan akan digelar,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Swedia juga siap membantu memfasilitasi pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump.

4. Asia
Pertemuan puncak di Asia akan lebih dekat terhada rumah Kim Jong-un. Beberapa lokasi di Asia yang berpotensi jadi tempat pertemuan tersebut antara lain Beijing, Singapura, Hanoi, atau bahkan Ulan Bator di Mongolia.

Beijing dipandang sebagai salah satu pendukung terbesar Pyongyang dan telah menyelenggarakan serangkaian perundingan multilateral mengenai Korea Utara yang diadakan sejak 2003. Pertemuan di Beijing pernah diikuti oleh China, Jepang, Korea Utara, Rusia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Pyongyang dan Beijing telah mendingin, dan analis mengatakan bahwa Trump mungkin tidak tertarik untuk memberikan pesaing besarnya seperti China sebuah kesempatan untuk mencuri beberapa pusat perhatian.

Ibu Kota Mongolia, Ulan Bator (Ulaanbaatar), telah menjadi lokasi negosiasi sensitif di masa lalu dengan warga Korea Utara, namun kedua pihak telah memelihara hubungan persahabatan. Mongolia dianggap memiliki sedikit beban politik.

5. Pyongyang atau Washington
Sejauh yang diketahui publik, Kim Jong-un belum meninggalkan Korea Utara sejak berkuasa pada 2011, yang berarti setiap perjalanan ke luar negeri mungkin bermasalah.

Pertemuan sebelumnya antara pejabat Korea Utara dan Amerika telah dilakukan di Pyongyang, termasuk sebuah pertemuan tahun 2000 antara Menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright dan ayah Kim Jong-un; Kim Jong-il. Mantan Presiden Bill Clinton dan Jimmy Carter juga telah melakukan perjalanan ke Pyongyang.

Namun, khusus perjalanan Albright telah dikritik karena tampil sebagai pengesahan rezim brutal dan opresif. Setiap KTT di Korea Utara—bahkan di luar Pyongyang—dipandang sebagai sorotan karena setiap kunjungan Trump akan berisiko memicu kritik di kalangan publik Amerika.

Sementara itu, Kim Jong-un bisa menghadapi masalah yang sama saat bepergian ke Amerika Serikat, di mana tidak ada pemimpin Korea Utara yang berkunjung ke sana. Para pengamat menyerukan lokasi yang lebih netral bagi kedua pemimpin tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3814 seconds (0.1#10.140)