Lavrov: Ambisi Neo-Imperialis Picu AS Ikut Campur Urusan Negara Lain

Jum'at, 09 Maret 2018 - 01:15 WIB
Lavrov: Ambisi Neo-Imperialis Picu AS Ikut Campur Urusan Negara Lain
Lavrov: Ambisi Neo-Imperialis Picu AS Ikut Campur Urusan Negara Lain
A A A
HARARE - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, demi mengejar ambisi neo-imperialis, Amerika Serikat (AS) ikut campur terhadap urusan dalam negeri negara-negara lain. Kritik pedas Menlu Rusia ini disampaikan saat lawatan ke Zimbabwe, hari Kamis.

Komentar Lavrov itu sekaligus sebagai jawaban atas kritik Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang menyebut kebijakan China di Afrika tidak tepat. Kritik Tillerson dilontarkan saat berkunjung ke Ethiopia.

”Saya tidak tahu bahwa (Menlu AS) Rex Tillerson adalah spesialis hubungan China-Amerika,” kata Lavrov setelah bertemu dengan Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa di Harare.

“Tidak tepat bagi Tillerson berbicara tentang hubungan Afrika dengan negara lain sebagai tamu di Benua Hitam—terutama dengan cara negatif seperti itu,” katanya lagi.

Dalam konferensi pers di Addis Ababa, Tillerson mendesak negara-negara Afrika untuk hati-hati menimbang keuntungan dari pinjaman China.

“Dengan mencampuri urusan dalam negeri di negara lain, AS tampaknya mengejar ambisi neo-imperialis,” katya Lavrov. ”Kami tidak berbagi pendekatan seperti itu. Saya menganggapnya 'neo-imperialis'. Dan kita tidak akan pernah mengejar kebijakan seperti itu.”

Diplomat Moskow itu mengklaim negaranya tidak pernah campur tangan urusan internal negara-negara lain, walaupun Washington dan negara-negara Barat lainnya membuat tuduhan hampir setiap hari.

Pada topik lain, Lavrov membantah klaim Departemen Luar Negeri AS tentang tidak adanya diskusi Washington dan Moskow mengenai kemungkinan pertemuan antara dirinya dan Tillerson.

”Saya tidak ingin berkomentar mengenai topik ini, tapi hari ini Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa tidak ada diskusi tentang pertemuan kami dengan Tillerson. Bisa saya katakan itu tidak benar,” katanya seperti dikutip Russia Today.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5479 seconds (0.1#10.140)