Kondom China Terlalu Kecil, Menkes Zimbabwe Diprotes Rakyat

Jum'at, 02 Maret 2018 - 11:38 WIB
Kondom China Terlalu Kecil, Menkes Zimbabwe Diprotes Rakyat
Kondom China Terlalu Kecil, Menkes Zimbabwe Diprotes Rakyat
A A A
HARARE - Menteri Kesehatan (Menkes) Zimbabwe, David Parirenyatwa, mengaku diprotes rakyat dari kalangan pria lokal karena ukuran kondom impor asal China terlalu kecil. Sang menteri pun menyerukan perusahaan lokal memproduksi sendiri alat kontrasepsi yang cocok untuk pria Zimbabwe.

Keluhan itu juga didengar perusahaan China yang akhirnya mempertimbangkan untuk memproduksi alat kontrasepsi itu dengan ukuran yang berbeda.

Dalam sebuah acara kampanye pencegahan HIV/AIDS di Harare pada minggu lalu, Parirenyatwa mengatakan bahwa kondom impor asal China populer di kalangan pemuda Zimbabwe. Namun, para pemuda protes karena ukuran produk yang terlalu kecil.

”Wilayah Afrika bagian selatan memiliki insidensi HIV tertinggi dan kami mempromosikan penggunaan kondom,” kata Parienyatwa. "Pemuda sekarang memiliki kondom tertentu yang mereka sukai, tapi kami tidak memproduksinya. Kami mengimpor kondom dari China dan beberapa pria mengeluh bahwa itu terlalu kecil.”

Setelah keluhan itu diungkap, Zhao Chuan, kepala eksekutif Beijing Daxiang dan His Friends Technology Co., produsen kondom China, mengatakan kepada South China Morning Post bahwa perusahaannya sekarang berencana memproduksi alat kontrasepsi dengan berbagai ukuran dan tekstur.

”Mengenai tuntutan berbeda dari pelanggan seperti di Zimbabwe, Daxiang, sebagai produsen China, memiliki kemampuan dan kewajiban untuk memberikan kontribusi, jadi kami telah mulai melakukan survei terhadap data pengguna di wilayah tersebut untuk melakukan persiapan untuk produk masa depan dengan ukuran berbeda,” kata Zhao dalam sebuah email, yang dilansir Jumat (2/3/2018).

Zhao kemudian mengomentari berbagai persyaratan pelanggan global. Dia mencontohkan, pria China menyukai kondom lebih “kurus”, sementara orang-orang di Amerika Utara lebih menyukai produk yang lebih lembut.

Zimbabwe sendiri memiliki beberapa tingkat infeksi HIV/AIDS terburuk di antara negara-negara di sub-Sahara Afrika, dengan perkiraan 13,5 persen orang dewasa di negara itu terinfeksi HIV. Kondom merupakan faktor penting dalam menghentikan penyebaran infeksi.

Negara itu merupakan salah satu dari lima besar importir alat kontrasepsi di dunia. Menurut UNAIDS, jumlah angka kematian terkait AIDS di negara itu telah menurun 45 persen sejak 2010.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4007 seconds (0.1#10.140)