DK PBB Setujui Gencatan Senjata Suriah, AS dan Rusia Berseteru

Minggu, 25 Februari 2018 - 05:29 WIB
DK PBB Setujui Gencatan Senjata Suriah, AS dan Rusia Berseteru
DK PBB Setujui Gencatan Senjata Suriah, AS dan Rusia Berseteru
A A A
NEW YORK - Dewan Keamanan (DK) PBB dengan suara bulat mengadopsi sebuah resolusi yang mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari di Suriah. Namun, Amerika Serikat (AS) dan Rusia berseteru soal persyaratan kondisi pemberlakuan gencatan senjata tersebut.

”Akan naif untuk berpikir bahwa masalah internal Suriah dapat diselesaikan dengan sebuah resolusi,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia setelah pemungutan suara.

Menurutnya, Moskow mendukung maksud di balik dokumen resolusi tersebut. ”Namun tidak ada gencatan senjata yang mungkin dilakukan tanpa kesepakatan dari pihak yang bertikai,” ujar Nebenzia.

Nebenzia mengkritik ambisi pendudukan koalisi oposisi yang didukung Amerika Serikat (AS). Dia mengatakan bahwa kelompok milisi yang didukung AS bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Suriah.

Diplomat Rusia ini menilai ada kecacatan dalam resolusi yang diadopsi 15 suara DK PBB. Alasannya, tidak menyebutkan kelompok milisi Suriah sebagai pihak yang disalahkan atas parahnya krisis Suriah.

Nebenzia juga mengulangi tuduhan sebelumnya bahwa Barat melakukan kampanye propaganda melawan pasukan pemerintah Suriah di Ghouta Timur, sebuah wilayah di pinggiran Damaskus, di mana pertempuran telah meningkat selama seminggu terakhir.

Nebenzia meminta dunia untuk memperhatikan sama sekali penderitaan kemanusiaan di titik-titik lain di seluruh negeri. Dia menegaskan bahwa gencatan senjata tidak menghalangi pasukan di Suriah untuk menargetkan ISIS, Al-Nusra dan organisasi ekstremis lainnya.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Nikky Haley mengecam Rusia. Alasannya, Moskow menghalangi pemungutan suara DK PBB mengenai resolusi yang diajukan sejak hari Selasa tersebut. Haley menuntut resolusi gencatan senjata segera dilaksanakan.

”Orang-orang Suriah seharusnya tidak harus mati menunggu Rusia mengatur instruksi atau mendiskusikannya dengan orang-orang Suriah,” kata Haley, seperti dikutip Russia Today, Minggu (25/2/2018).

”Washington sangat skeptis bahwa rezim (Presiden Suriah Bashar) al-Assad akan mematuhi dan menunjukkan bahwa kredibilitas Dewan Keamanan PBB dipertaruhkan,” ujarnya.

Ketegangan terus berlangsung dalam forum DK PBB dan tak ada pihak yang menjelaskan rencana gencatan senjata yang sudah diadopsi DK PBB. Swedia, yang mengajukan resolusi tersebut, mengatakan bahwa evakuasi medis dan konvoi kemanusiaan PBB siap untuk dijalankan.

Menurut PBB, hampir 400.000 orang terjebak di Ghouta Timur, yang dikendalikan oleh sejumlah faksi seperti Jaysh al-Islam, Ahrar al-Sham, dan Faylaq al-Rahman dan kelompok Islamis lain yang berafiliasi dengan Pasukan Pembebasan Suriah (FSA).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5067 seconds (0.1#10.140)