13 Orang Rusia Didakwa Ikut Campur Pemilu AS, Moskow Marah

Sabtu, 17 Februari 2018 - 08:15 WIB
13 Orang Rusia Didakwa Ikut Campur Pemilu AS, Moskow Marah
13 Orang Rusia Didakwa Ikut Campur Pemilu AS, Moskow Marah
A A A
WASHINGTON - Hakim federal Amerika Serikat (AS) mendakwa 13 warga negara Rusia dan tiga entitas Rusia atas tuduhan ikut campur pemilu dan proses politik Washington.

Dakwaan yang merujuk pada keputusan Penasihat Khusus Investigasi Pemilu Robert Mueller itu membuat Moskow marah dan menganggapnya sebagai penghinaan.

“Para terdakwa mendukung kampanye kandidat presiden Donald John Trump dan menyudutkan Hillary Clinton,” bunyi surat dakwaan.

Surat dakwaan itu juga mengklaim para terdakwa melakukan demonstrasi politik dan membeli iklan politik sambil berpose sebagai entitas akar rumput.

Dokumen dakwaan tersebut mengatakan, sebuah organisasi yang dikenal sebagai Badan Riset Internet berusaha untuk melakukan apa yang disebut sebagai “perang informasi melawan Amerika Serikat” melalui personel fiktif AS yang terkait platform media sosial dan media berbasis Internet lainnya.

“Pada atau sekitar bulan Mei 2014, strategi organisasi tersebut termasuk mencampuri pemilihan presiden AS 2016, dengan tujuan untuk menyebarkan ketidakpercayaan terhadap kandidat dan sistem politik secara umum,” bunyi surat dakwaan, merujuk pada Badan Riset Internet (Internet Research Agency) yang berbasis di St Petersburg.

Para terdakwa, menurut dakwaan tersebut, disarankan untuk memfokuskan kegiatan mereka ke negara-negara bagian “ungu” seperti Colorado, Virginia, dan Florida.

Jaksa Agung AS Rod Rosenstein mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa para terdakwa terlibat dalam perang informasi melawan AS. ”Dengan tujuan untuk menyebarkan ketidakpercayaan terhadap kandidat dan sistem politik pada umumnya,” ujarnya.

“Mereka berpose sebagai orang Amerika aktif secara politis dan sosial, menganjurkan dan melawan kandidat tertentu,” kata Rosenstein.

“Mereka merekrut dan membayar orang Amerika sejati untuk terlibat dalam aktivitas politik dengan berpura-pura menjadi aktivis akar rumput, bahwa orang-orang Amerika itu tidak tahu mereka bekerja dengan orang Rusia,” imbuh Rosentein.

Kendati demikian, hasil pemilu 2016 tidak terganggu dengan aksi para terdakwa. ”Tidak ada tuduhan dalam dakwaan bahwa hal itu berpengaruh pada hasil pemilu,” ujar Rosentein.

Dakwaan itu membuat pemerintah Rusia marah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebutnya sebagai penghinaan terakhir oleh AS.”Tidak masuk akal,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (17/2/2018).

Pebisnis Rusia Evgeny Prigozhin, yang juga masuk daftar orang yang didakwa, berkomentar santai. ”Orang Amerika adalah orang emosional,” ujarnya dengan nada bercanda.

Moskow telah berulang kali membantah tuduhan campur tangan dalam pemilihan presiden 2016. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menertawakan klaim semacam itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5207 seconds (0.1#10.140)