Pasangan Indonesia Bersepeda Setahun ke Makkah untuk Umrah

Jum'at, 16 Februari 2018 - 16:16 WIB
Pasangan Indonesia Bersepeda Setahun ke Makkah untuk Umrah
Pasangan Indonesia Bersepeda Setahun ke Makkah untuk Umrah
A A A
MAKKAH - Pasangan suami istri asal Indonesia melakukan perjalanan umrah ke tanah suci Makkah, Arab Saudi, dengan cara tak biasa. Mereka mengayuh satu sepeda dalam perjalanan setahun ke kota suci umat Islam tersebut.

Hakam Mabruri dan istrinya; Rofingatul Islamiah, keduanya berusia 35 tahun, berbagi hasrat untuk berpetualang. Pasangan ini sudah tiba di Makkah setelah mengayuh sepeda yang dibuat khusus untuk mereka dalam melewati tujuh negara dan melintasi jarak sekitar 12.000 kilometer.

Sebelum memulai perjalanannya pada 17 Desember 2016, pasangan tersebut menghabiskan 1,5 bulan di kampung halaman mereka di Malang, Jawa Timur, untuk melakukan persiapan.

Hakam dan sang istri sengaja merancang sepeda impian mereka dan mengirimkan desain ke pabrik pembuat sepeda. Sepeda itu membutuhkan dua kursi, pengangkut barang dan dua set pedal untuk menjalankannya.

Pasangan itu mendapat dukungan dari berbagai LSM dan masyarakat yang senang dengan tujuan mereka. Hakam dan Rofingatul telah memutuskan untuk memanfaatkan perjalanan mereka untuk menyebarkan pesan damai Islam di antara orang-orang dari agama lain yang mereka temui di masing-masing negara yang dilewati.

Hakam mengatakan, dia dan istrinya memilih sepeda untuk perjalanan ke Makkah karena melambangkan harmoni dalam kehidupan pernikahan. Yakni, untuk mendorong roda kehidupan ke depan, pria dan istri harus membuat banyak kompromi dan penyesuaian.

”Sepeda mengajarkan orang bagaimana dengan lancar menavigasi melalui pasang surut dalam kehidupan. Untuk naik ke atas mereka perlu bekerja lebih keras dan saat turun mereka harus menjaga segala sesuatu terkendali. Filosofi ini juga bisa diterapkan untuk menghadapi tantangan hidup,” katanya, yang dikutip dari Saudi Gazette, Jumat (16/2/2018).

Dengan memilih duduk di depan dan meninggalkan kursi belakang untuk istrinya, Hakam mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengisi peran seorang imam, seperti yang diajarkan oleh Islam.

Hakam yang merupakan lulusan ilmu pertanian, telah menikahi seorang psikolog. Tidak banyak waktu Hakam untuk meyakinkan istrinya tentang perjalanan unik itu karena dia sudah mengenalnya sebagai petualang yang banyak bepergian ke dalam dan luar negeri.

Namun, kali ini dia memutuskan untuk menawarkan kesempatan kepada istrinya agar bergabung dengannya. Perjalanan ke Makkah telah membawa keluarga Hakam lebih dari sekadar berpetualang dan mencari kesenangan. Berita besarnya adalah pasangan yang telah menikah selama empat tahun ini segera memiliki bayi pertama mereka dalam beberapa bulan ke depan.

Terinspirasi dan senang dengan perjalanan petualangan mereka, pasangan tersebut ingin menamai bayi mereka Mukafeh, yang berarti "seorang striver (orang yang berjuang)”.

Sebelum memulai perjalanan, Hakam melakukan “pekerjaan rumah” sebagai persiapan untuk menyesuaikan diri terhadap budaya masyarakat di negara-negara tempat mereka melakukan perjalanan. Dia juga dilatih untuk membantu menjaga perjalanan di jalur yang benar dengan menggunakan teknologi GPS dan Google Maps.

Selain belajar keterampilan memperbaiki sepeda dan memasak, dan menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda, Hakam percaya bahwa petualangan adalah perjalanan spiritual yang mengajarkan orang bagaimana untuk bersabar, mempercayakan segalanya kepada Allah, dan membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan.

Perjalanan Hakam, yang dimulai di Indonesia, membawanya melewati Malaysia, Thailand, Myanmar dan India. Untuk menghindari negara-negara yang dilanda konflik dalam rute tersebut, dia dan istrinya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Yordania dari India dan kemudian ke Mesir hingga akhirnya sampai di Arab Saudi.

Di banyak negara, mereka mendapatkan visa yang dikeluarkan secara online dan rata-rata waktu tunggunya adalah satu bulan. Sepanjang perjalanan mereka, pasangan tersebut menggunakan perlengkapan tenda untuk beristirahat, memasak makanan sendiri dan minum air minum dengan menggunakan saringan.

Setiap saat sebelum pindah dari tempat pemberhentian, mereka rutin memeriksa sepedanya dan mengganti ban dan rantai jika perlu dengan bantuan penduduk setempat.

Hakam mengaku tidak memiliki masalah dengan makan makanan dari budaya yang berbeda. Sang istri juga berjuang untuk beradaptasi di beberapa tempat, meski kehilangan berat bada 5 kilogram di salah satu negara yang mereka lewati.

Rofingatun mengatakan, makanan Thailand dan shawarma Arab adalah favoritnya.

Berbicara tentang berbagai orang yang mereka jumpai selama perjalanan, Hakam mengatakan bahwa mereka menemukan orang-orang Mesir di Sinai yang sangat hangat dan ramah.

Menurutnya, meskipun ada ketidaknyamanan di awal bertemu dengan orang-orang Sinai, namun pengunjung segera terkejut dengan sifat rendah hati dan ramah yang membuat semua orang betah.

Ditanya bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang-orang yang berbicara bahasa yang berbeda, Hakam berujar; ”Kami mengandalkan pembicaraan dari hati ke hati dan bahasa isyarat.”

Pasangan tersebut menghabiskan sebagian besar bulan Ramadan di komunitas Muslim di wilayah selatan Thailand dan kemudian merayakan Idul Fitri di India. Mereka kemudian pergi ke Amman, di mana mereka merayakan Idul Adha.

Di Mesir, pasangan ini mengadakan pertemuan pertama mereka dengan masyarakat campuran berbagai budaya Arab sebelum mereka tiba di Madinah.

Mereka berencana untuk pulang ke rumah dengan pesawat setelah melakukan umrah. Mereka akan membuat negara mereka bangga sebagai pasangan Indonesia pertama yang melakukan perjalanan ke Makkah dengan satu sepeda. Dan jika semuanya berjalan baik, mereka akan naik sepeda lagi dalam beberapa tahun ke depan untuk perjalanan yang sama. Hanya saja, perjalanan ke depannya untuk ibadah haji yang wajib bagi Muslim.

Untuk saat ini, Hakam merencanakan petualangan selanjutnya ke Selandia Baru dan Australia setelah beristirahat sebentar di Indonesia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3855 seconds (0.1#10.140)