Memanas, Erdogan Bersumpah Beri AS 'Tamparan Ottoman'

Kamis, 15 Februari 2018 - 10:59 WIB
Memanas, Erdogan Bersumpah Beri AS Tamparan Ottoman
Memanas, Erdogan Bersumpah Beri AS 'Tamparan Ottoman'
A A A
ANKARA - Perseteruan antara Turki dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas terkait perang Ankara terhadap milisi Kurdi di Suriah yang didukung Washington.

Presiden Recep Tayyip Erdogan bersumpah memberi pasukan AS “tamparan Ottoman” setelah petinggi militer Pentagon mengancam menyerang balik jika pasukannya di Suriah diserang.

Erdogan kembali mengecam dukungan AS untuk milisi YPG Kurdi di Suriah utara. Dia memperingatkan Washington bahwa langkahnya untuk mendanai kelompok tersebut akan mempengaruhi keputusan masa depan Ankara terhadap sekutu NATO-nya.

”Keputusan AS untuk memberikan dukungan finansial kepada YPG pasti akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil Turki,” kata Erdogan.

”Akan lebih baik bagi mereka untuk tidak berdiri dengan teroris yang mereka dukung hari ini. Saya menyerukan rakyat Amerika Serikat—uang ini keluar dari anggaran AS, ini keluar dari kantong orang-orang (Amerika),” ucap Erdogan.

Komentarnya adalah tanggapan terhadap anggaran pertahanan baru Pentagon, di mana AS akan mengalokasikan USD550 juta untuk kegiatan militernya di Suriah.

Sekadar diketahui, Departemen Pertahanan AS mengajukan anggaran USD300 juta untuk melatih dan melancarkan kegiatannya Suriah dan USD250 juta untuk persyaratan keamanan perbatasan yang terkait dengan misi anti-ISIS.

Turki sejak bulan lalu melancarkan perang dengan kode nama “Operation Olive Branch” ke wilayah Afrin, Suriah, yang dikuasai milisi Kurdi.

Para pejabat tinggi Turki mengancam akan memperluas serangan militer Ankara ke Kota Manbij di Suriah, yang berada di bawah kendali Pasukan Demokratik Demokratik (SDF) yang didominasi milisi YPG KUrdi. Mereka memperingatkan tentara AS yang ditempatkan di sana untuk tidak menghalangi operasi Ankara.

Alih-alih mendukung Turki sebagai sekutunya di NATO, AS justru menegaskan bahwa pihaknya menolak untuk menarik tentaranya dari Manbij.

Paul Funk, komandan pasukan AS di Suriah dan Irak, yang melakukan kunjungan baru-baru ini ke Manbij dan mengatakan bahwa AS dan mitranya di Suriah akan menyerang balik jika diserang.

”Anda memukul kami, kami akan merespons dengan agresif, kami akan membela diri,” kata Funk yang secara tersirat ditujukan kepada Turki.

Komentar Funk itu memicu kemarahan Erdogan. ”Jelas bahwa mereka mengatakan akan memberikan tanggapan yang tajam jika mereka terkena pukulan, (mereka) belum terkena tamparan Ottoman,” kata Erdogan.

“Tamparan Ottoman" adalah teknik bela diri yang berpotensi fatal yang digunakan oleh infanteri elite Kekaisaran Ottoman pada abad ke-17.

Teknik itu digunakan ketika seorang tentara kehilangan kendali atau menjatuhkan senjatanya dalam pertempuran. Teknik itu diklaim cukup menghancurkan sehingga menimbulkan gegar otak atau bahkan mematahkan leher musuh.

AS percaya bahwa gerakan Turki ke Suriah utara merongrong perang besar melawan kelompok Islamic State of Iraq and Levant (ISIL atau ISIS).

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson meminta sekutu AS untuk bersatu dalam perang melawan ISIS dan mengkritik operasi Turki di Afrin.

”Akhir operasi tempur utama tidak berarti kita telah mencapai kekalahan yang bertahan lama dari ISIS,” kata Tillerson dalam pertemuan di Kuwait.

”Operasi Turki telah mengurangi pertarungan kita untuk mengalahkan ISIS di Suriah timur. Pasukan telah dialihkan dari sana ke Afrin,” katanya.

Namun, Erdogan mengkritik balik AS bahwa Washington hanya menggunakan perang melawan ISIS sebagai dalih untuk tetap bercokol di Suriah. Alasannya, kelompok ISIS sudah dikalahkan.

”Mulai sekarang, tidak ada yang punya hak untuk menggunakan Daesh sebagai alasan. Teater ISIS telah berakhir,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (15/2/2018).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2689 seconds (0.1#10.140)