Ratusan Juta Orang Mudik Rayakan Imlek

Rabu, 14 Februari 2018 - 07:49 WIB
Ratusan Juta Orang Mudik Rayakan Imlek
Ratusan Juta Orang Mudik Rayakan Imlek
A A A
BEIJING - Tahun Baru Imlek sebentar lagi akan bergulir. Dunia pun kembali menyaksikan fenomena mudik terbesar di dunia. Ratusan juta akan pulang ke kampung halamannya, baik domestik maupun dari luar China untuk kembali ke negeri Tirai Bambu tersebut.

Malam pergantian tahun di dalam kalender China itu tidak hanya dirayakan di daratan utama China, tapi di seluruh dunia, mulai dari Indonesia hingga Argentina. Kesenian budaya seperti barongsai dan pemasangan lampion sudah ramai mewarnai jalanan pecinan.

Sebagai salah satu perayaaan paling berpengaruh di dunia, perayaan Tahun Baru Imlek akan digelar di 400 kota lebih di 130 negara. Hal itu diungkapkan Kantor Informasi Dewan Negara China. Di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Mauritius, dan Suriname, Tahun Baru Imlek telah menjadi hari libur nasional.

Event dan ritual seperti gala, barongsai, pameran, dan kunjungan ke kuil-kuil bebas dilakukan dan di sebagian negara dilindungi Konstitusi. Dalam Tahun Baru Imlek sebelumnya, kepala negara, pemerintah, dan para pemimpin organisasi dari seluruh dunia menyampaikan ucapan selamat tahun baru kepada yang merayakan.

Perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama 15 hari atau dua pekan lebih. Gala Festival Musim Semi bertema Era Baru, Perjalanan Baru telah digelar di Indigo O2 London, Inggris, pada tujuh Februari lalu. Acara itu disusun Asosiasi Pelajar dan Mahasiswa China Inggris Raya (CSSAUK) dan didukung Kedubes China untuk Inggris.

Di Institut Konfisius London SOAS Universitas London, pelajar China memainkan instrumen tradisional seperti seruling bambu, bernyanyi lagu folklore, dan berbagi filosofi klasik di balik Tahun Baru China. Event puncak Tahun Baru Imlek yang biasanya dihadiri 700 ribu pengunjung akan kembali digelar di Trafalgar Square.

Sama seperti di Inggris, di Amerika Serikat (AS), Prancis, Australia, Indonesia, Malaysia, dan Hungaria juga mengeluarkan perangko dan koin dengan elemen Tahun Baru Imlek. Secara tradisional, Tahun Baru Imlek dimulai pada malam Tahun Baru dan berakhir dengan Cap Go Meh, hari ke-15 di bulan pertama pada kalender China.

Di China sendiri, masyarakat melalui libur panjang. Mereka yang bekerja di wilayah perkotaan akan mudik ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, sebagian warga China ada juga yang memilih pergi ke luar negeri. Akademi Pariwisata China memperkirakan jumlahnya mencapai 6,5 juta orang.

Agen travel online paling popular di China, Ctrip, juga menyatakan para pelanggannya yang berasal lebih dari 200 kota juga sudah mem-booking tiket menuju 700 kota di 68 negara dan kawasan. Daftar teratas destinasi mereka ialah Thailand, Jepang, Singapura, Vietnam, Uni Emirates Arab (UEA), dan negara Nordic (Eropa utara).

Namun, sebagian besar warga China tetap berwisata ke objek-objek wisata lokal. Administrasi Pariwisata Nasional China menyatakan selama Tahun Baru Imlek kali ini akan terjadi 385 juta perjalanan, sebagian besar domestik, naik 12% dari tahun sebelumnya. Revenue pariwisata diperkirakan meningkat 12,5% atau 476 miliar yuan.

Lalu lintas di Bandara Jinan juga kemungkinan akan sangat padat. Jumlah pengunjung diproyeksikan mencapai 177 juta orang selama 40 hari Tahun Baru Imlek. Shandong Airport Group menyatakan jumlah rata-rata penumpang per hari diperkirakan mencapai 44.000 orang, sedangkan rata-rata penerbangan mencapai 330.

Arus mudik di stasiun juga ramai. Warga China mengantre panjang sebelum dapat naik ke atas kereta. Dengan kereta peluru dan jalur rel baru, waktu perjalanan menjadi lebih singkat dari berhari-hari menjadi berjam-jam. Perjalanan dari Beijing ke Shanghai kini hanya memakan waktu empat jam dari sebelumnya satu hari.

Jaringan rel kereta api China akan melampaui 175.000 kilometer pada 2025, 38.000 kilometer di antaranya merupakan rel kereta peluru. Pada Tahun Baru Imlek kali ini, jumlah penumpang diperkirakan mencapai 390 juta orang. Masyarakat China juga tidak lagi menumpuk di loket karena tiket dapat dibeli secara online.

Dengan kemajuan ekonomi, China menjadi negara dengan masyarakat cashless alias sudah jarang membawa uang tunai. Angpau atau hongbao yang biasa diberikan kepada anggota keluarga sudah tidak lagi berbentuk fisik, tapi dalam angka digital. Pada tahun lalu, WeChat Pay mengirimkan 46 miliar hongbao dalam lima hari.

Para turis China juga dapat berbelanja di luar negeri dengan menggunakan smartphone menyusul banyaknya toko yang bekerja sama dengan WeChat Pay dan Alipay. Mereka tidak perlu melakukan penukaran uang karena harga barang sudah dalam kurs yuan. Pembayaran pajak atas barang-barang itu juga sudah ditangani. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3708 seconds (0.1#10.140)