Korban Gempa Taiwan Bertambah, 7 Tewas 177 Hilang

Kamis, 08 Februari 2018 - 07:35 WIB
Korban Gempa Taiwan Bertambah, 7 Tewas 177 Hilang
Korban Gempa Taiwan Bertambah, 7 Tewas 177 Hilang
A A A
TAIPEI - Sedikitnya tujuh orang tewas, 254 orang terluka, dan 177 orang hilang setelah gempa berkekuatan 6,0 skala richter (SR) mengguncang kawasan Hualien, Taiwan, kemarin, pukul 11.50 waktu setempat.

Dilansir media lokal Taiwan News, pusat gempa berada 18,3 kilometer (km) dari timur laut Hualien di kedalaman 20 km dengan durasi penuh mencapai 70 detik. Jumlah korban dikhawatirkan bertambah karena saat gempa warga yang terlelap tidur diduga masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang ambruk.

Dari 177 korban hilang, sebanyak 147 diyakini terjebak di sebuah gedung apartemen 12 lantai Yun Tsui yang runtuh secara parsial dan kini miring hingga 45 derajat. Tiga lantai pertama gedung 11 lantai Marshal Hotel juga runtuh. Dua pegawai Marshal Hotel yang bekerja sebagai anggota staf front desk saat kejadian masih dinyatakan hilang.

Pusat Operasi Darurat Taiwan melaporkan, sebanyak 24 orang diyakini tertimbun reruntuhan gedung Guosheng 65th Street Building. Sampai kemarin pagi waktu setempat, gempa susulan besar kembali terjadi sekitar 14 kali dan kecil 104 kali.

Pada pukul 09.35, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tiba di Yun Tsui untuk mengkoordinasikan upaya penyelamatan dan evakuasi. Sedikitnya lima gedung besar dan dua jembatan di Hualien runtuh. Lalu lintas beberapa bagian jalan tol juga ditutup. Sejumlah jalan raya juga dilaporkan mengalami retakan dan aliran listrik putus.

Lima bangunan besar tersebyt ialah Marshal Hotel, Guosheng 1st Street Building, Guosheng 6th Street Building, A-Guan Hotpot Building, dan Parkview Hotel. Jumlah orang yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan itu tidak diketahui. Apartemen Hualien Shangxiao Road Community yang dihuni 85 kepala keluarga juga rusak berat.

Kerusakan lain menimpa dua jembatan di Kota Hualien, termasuk Jembatan Qixingtian. Gempa juga mengakibatkan longsor hingga menimbun jalan tol Suhua dan Central Cross-Island sehingga jalur tersebut ditutup. Hanya jalan tol Provincial 11 yang masih dapat diakses.

Menurut Pusat Biro Cuaca (CWB), gempa kemarin merupakan yang ke-94 kalinya terjadi di Taiwan sejak 4 Februari. “Dari ke-94 gempa itu, ini merupakan gempa terbesar dan kami yakin merupakan gempa utama, tapi waktu yang akan membuktikan,” ungkap CWB.

Taiwan merupakan wilayah yang berada di Cincin Api Pasifik sehingga sangat rawan terhadap gempa bumi. Gempa kemarin, dirasakan hampir di seluruh kota di Taiwan.

Badan Geologi Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kekuatan gempa di Taiwan mencapai 6,4 SR. Bahkan, di beberapa titik mencapai 7,0 SR. Gempa 5,0 SR juga dirasakan di Nantou Hehuanshan, 4,0 di Taichung dan Yunling, dan 3,0 di Taoyuan, Hsingchu, Taitung, Taipei, New Taipei, Nantou, chiayi, Changhua, Yunlin, Miaoli, dan Tainan.

Profesor geologi dari Universitas Pusat Nasional (National Central University/NCU) Lee Chyi-tyi megatakan, gempa bumi kali ini mengindikasikan Taiwan sedang memasuki siklus 100 tahun gempa bumi. Kemarin, rata-rata terjadi 12 gempa setiap satu jam di Taiwan, gempa paling besar dilaporkan berkekuatan 5,8 SR.

Chyi Tyi mengatakan, gempa bumi memiliki siklus. Dalam satu abad terakhir di Taiwan terjadi dua gempa besar dengan kekuatan di atas 8,0 SR. Pada 1910, Taiwan diguncang gempa dengan kekuatan 8,3 SR. Sepuluh tahun kemudian, Hualien kembali diguncang gempa 8,3 SR pada 1920.

“Selama rentang sepuluh tahun itu, peluang gempa bumi terjadi dengan kekuatan 8,0 SR tinggi. Jadi, saya sekarang memprediksi, setelah gempa sekarang, bumi akan kembali diguncang gempa dengan kekuatan lebih dahsyat pada 2025,” ujarnya. Gempa kali ini sangat dangkal sehingga dapat dirasakan masyarakat.

Chyi Tyi mengatakan beberapa gempa bumi yang terjadi pada 4 Februari lalu merupakan bagian dari kumpulan gempa yang ditimbulkan akibat adanya tekanan hebat di area kecil yang terus menyentak mengingat kekuatan tektonis tidak berhenti bertemu. Berdasarkan data Chyi-tyi, peristiwa ini memiliki siklus yang beraturan.

“Gempa pada malam kemarin (6 Februari) terjadi di dekat tebing laut dan gunung di bawah samudera di sepanjang garis patahan utama,” tandas Chyi Tyi.

Hualien juga pernah diguncang gempa 7,7 skala richter pada 1815. Dia menambahkan gempa itu berasal dari zona pecah, Lempeng Laut Filipina terhenyak di bawah lempeng Eurasia.

Berbeda dengan Chyi Tyi, Plh Direktur Pusat Seismolog Taiwan Chen Kuo-chang mengatakan, gempa bumi sangat sulit diprediksi. Faktanya data yang dimiliki saat ini hanya dalam satu abad terakhir sehingga apa yang terjadi sebelum itu tidak dapat dibandingkan. Gempa kali ini menjadi gempa terbesar di Hualien sejak 1920. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3114 seconds (0.1#10.140)