Ibu Pangeran dari Thurn und Taxis Pernah Jadi Anak Punk

Senin, 29 Januari 2018 - 13:30 WIB
Ibu Pangeran dari Thurn und Taxis Pernah Jadi Anak Punk
Ibu Pangeran dari Thurn und Taxis Pernah Jadi Anak Punk
A A A
KEHIDUPAN Pangeran Albert Thurn und Taxis memiliki banyak cerita. Salah satunya kisah menarik tentang ibunya, Putri Gloria, yang sejak lahir juga sudah menjadi bagian dari bangsawan Thurn und Taxis.

Saat muda, kehidupan Putri Gloria cukup ekstrem. Dia terkenal karena suka berpesta, berpakaian terbuka dan berani, dan sering berganti gaya dan warna rambut. Salah satu gaya rambut kesukaannya yakni mohawk. Dia juga memiliki empat motor Harley-Davidson, pernah ditangkap di sebuah bandara karena memiliki ganja, dan masih banyak sensasi lainnya.

Begitu liarnya sang putri, sampai-sampai media pada era 1980-an menjulukinya dengan banyak nama, mulai Putri Punk, Putri TNT, hingga Sosialita Dinamit. Julukan Putri TNT diberikan majalah Vanity Vair pada sekitar 1985 karena kepribadiannya yang eksplosif seperti jenis bom TNT. TNT juga akronim dari tempatnya berasal, Thurn und Taxis.

Saat berusia 19 tahun, dia bertemu Pangeran Johannes, Pangeran Thurn und Taxis ke-11, yang kala itu berusia 53 tahun. Mereka pun menikah dengan banyak sorotan yang cukup tajam dari media di sana. Setelah menikah, gaya hidup boros Putri Gloria terus berlanjut.
"Saya adalah anak yang manja. Satu-satunya tanggung jawab saya adalah menghibur Johannes dan merawat anak-anaknya," kenangnya dikutip Telegraph.

(Baca Juga: Pangeran Albert dari Thurn und Taxis, Bangsawan Tampan nan Kaya Raya
Semua gaya hidup ini sontak berubah saat suaminya meninggal pada 1990. Ini seperti menjadi titik nadir bagi Gloria karena sang suami meninggalkannya dengan utang menumpuk, yakni setengah miliar dolar atau 300 juta poundsterling. Dia pun memutuskan mengambil keputusan yang benar.

Dia belajar keuangan, manajemen akuntansi dan perkebunan, menjual perhiasan, beberapa kastil, mobil, dan tanah untuk mengamankan kekayaan keluarga. Selain itu, dia melakukan ziarah spiritual ke Sanctuary Our Lady of Lourdes di Lourdes, dan akhirnya menjadi aktivis Katolik Roman dan filantropi hingga kini pada usia 53 tahun.

Dikutip Vanity Fair, dia pun muncul sebagai sosok Gloria yang baru, yakni pengusaha dan pekerja keras yang benar-benar akan mengubah keuangan kerajaan, juga anggota gereja yang taat. Dia dianggap berhasil keluar dari statusnya sebagai Queen of Decadence menjadi manajer kerajaan Jerman yang sangat dihormati.

"Saya tidak pernah tahu saya bisa menjadi pengusaha. Menjalankan usaha ibarat menjalankan rumah tangga. Keluarga itu adalah bisnis mini dengan banyak tantangan yang sama," ungkapnya.

Selain mengubah keuangan kerajaan, Gloria juga mengubah wajah istana. Dia membangun istana yang ditinggal mendiang suaminya menjadi istana supermegah dan mewah, lalu dibuka untuk umum sebagai bagian dari salah satu bisnis yang dijalankannya.

Istana Megah 500 Kamar
Ibu Pangeran dari Thurn und Taxis Pernah Jadi Anak Punk

Keluarga Thurn und Taxis tinggal di sebuah istana megah bernama St Emmeram Castle di Regensburg sejak 1748. Saat ini Pangeran Albert juga tinggal di sini bersama ibunya, Gloria, dan kedua kakak perempuannya, Maria Theresia dan Elisabeth.

Kemegahan istana ini ditulis dalam buku House of Thurn und Taxis yang dikeluarkan penerbit Rizzoli pada 2015 dan dijual seharga USD85. Dengan foto-foto penuh warna disertai kata-kata dari Putri Gloria, buku ini mengundang pembaca mengikuti tur di dalam rumah.

Menurut Architectural Digest, istana ini memiliki 500 kamar dan membutuhkan lebih dari tiga jam untuk dijelajahi dalam kehidupan nyata. Orang tua Pangeran Albert, Putri Gloria dan Pangeran Johannes, mengisi banyak ruangan dengan koleksi seni, termasuk karya Andy Warhol, lukisan William Gail, dan puluhan karya Jeff Koons.

Adapun playroom dipenuhi karya seni dari Keith Haring, yang menggambar di lantai dengan penanda Edding saat dia mengunjungi istana. Saat berjalan di istana, pengunjung seperti dibawa bepergian selama beberapa abad. Ada sebuah biara Romawi-Gothic yang dibangun antara abad ke-12 dan ke-14, lalu tangga marmer neo- Renaisans, sejumlah stadion Rococo dan neo-Rococo. Lalu perpustakaan Baroque yang dibangun pada 1730 oleh Johann Michael Prunner dan dihiasi dinding yang dilukis Baroque, Cosmas Damian Asam. Ini berisi sekitar 15.000 buku dan berbagai berkas dari abad ke-18.

Sementara itu, arsitektural istana terlihat begitu selaras, mulai seni kontemporer, latar belakang penuh hiasan, hingga desain struktural yang dilestarikan, sehingga membuat istana menjadi rumah yang berbeda dan istimewa. Di ruang tamu Putri Gloria terdapat kursi yang dibuat Gaetano Pesce dan foto mendiang Pangeran Albert I, pangeran ke-8 Thurn und Taxis yang dibuat Stefan Hablütze. Istana ini juga memiliki ruang takhta dan aula berkuda untuk latihan dan penampilan berkuda yang ekstrem.

Dikutip www.thurnundtaxis.de, kubah istana dibangun antara abad ke-11 dan ke-14. Orang-orang penting Emmeram dan Wolfgang, serta kaisar Carolingian, para duke Bavaria dan Uskup Regensburg, semuanya dimakamkan di sini. Di sini tamu juga bisa mengeksplorasi sejarah biksu, utusan, dan kehidupan aristokrat yang menakjubkan.

Beberapa bagian istana terbuka untuk tur dengan pemandu wisata. Tur ini tersedia secara reguler sepanjang tahun dengan waktu 60- 90 menit dengan peserta minimal 5 orang. Tur khusus grup atau kelompok harus dipesan terlebih dahulu. Tiket untuk masuk sebesar 3,50-11 euro (Rp57.000-Rp179.000).

(Baca Juga: Jadi Pembalap, Pangeran Ini Miliki 'Bensin' dalam Darahnya(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5046 seconds (0.1#10.140)