Israel Pernah Ingin Tembak Jatuh Jet Penumpang untuk Bunuh Arafat

Jum'at, 26 Januari 2018 - 02:20 WIB
Israel Pernah Ingin Tembak Jatuh Jet Penumpang untuk Bunuh Arafat
Israel Pernah Ingin Tembak Jatuh Jet Penumpang untuk Bunuh Arafat
A A A
TEL AVIV - Israel berencana untuk membunuh pemimpin Palestina Yasser Arafat termasuk dengan menembak jatuh pesawat jet penumpang yang diyakini dinaiki Arafat. Wartawan investigasi Israel, Ronen Bergman, mengungkap rencana itu dalam bukunya yang baru saja dirilis.

Buku berjudul “Rise and Kill First: The secret history of Israel’s targeted killings” itu juga mengungkap rencana pembunuhan terhadap Arafat di stadion sepak bola.

Menurut Bergmen, ketika Ariel Sharon—mantan Perdana Menteri Israel—masih menjabat menteri pertahanan, dia memerintahkan tentara Israel untuk menembak jatuh sebuah pesawat jet penumpang yang dianggap ada Arafat di dalamnya. Arafat adalah ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada saat itu.

Rencana Sharon akhirnya dibatalkan. Namun, rencana itu diduga menjadi salah satu daftar rencana untuk membunuh pemimpin Palestina tersebut.

Bergman telah berbicara dengan ratusan pejabat intelijen dan pertahanan Israel dalam memperkuat laporannya. Dia juga mempelajari dokumen rahasia yang telah mengungkapkan sebuah ”sejarah tersembunyi, yang mengejutkan bahkan dalam konteks reputasi Israel yang sudah galak”.

”Saya menemukan bahwa sejak Perang Dunia II, Israel telah menggunakan pembunuhan dan menargetkan pembunuhan lebih banyak daripada negara lain di Barat, dalam banyak kasus yang membahayakan kehidupan warga sipil,” ujar Bermen yang dikutip dari New York Times, Jumat (26/1/2018).

Dalam percobaan pembunuhan yang lain pada bulan Oktober 1982, Mossad—badan intelijen Israel—dilaporkan pernah mengemukakan pandangannya tentang sebuah pesawat yang membawa 30 anak-anak yang terluka, korban pembantaian Sabra dan Shatila oleh milisi Phalange di sebuah kamp pengungsi Palestina di Lebanon.

Menurut buku tersebut, Tsomet, unit Mossad yang merekrut agen di luar negeri, telah mendengar Arafat akan naik pesawat dari Athena ke Kairo. Caesarea, unit Mossad yang bertanggung jawab atas pembunuhan yang ditargetkan, mengirim dua petugas untuk menunggu di bandara Athena.

Pesawat tempur F-15 saat itu ditempatkan dalam posisi waspada. Mossad akhirnya menyadari bahwa pria yang diintai itu bukan Arafat, tapi saudaranya yang membawa anak-anak Palestina yang terluka ke Kairo untuk perawatan medis.

Bergmen pertama kali mendengar rencana pembunuhan tersebut pada tahun 2011, namun sumbernya memintanya berjanji untuk tidak merilisnya sampai ada sumber kedua yang mendukung klaim tersebut.

Dalam kasus lain yang terperinci dalam buku itu, jet tempur mengelilingi penerbangan komersial dari Yordania ke Tunisia. Sementara dalam insiden lain, intelijen Israel mengganggu komunikasi Boeing 707.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4181 seconds (0.1#10.140)