Rusia: AS Atasi Ketegangan di Suriah Utara dengan Pasokan Senjata

Minggu, 21 Januari 2018 - 06:49 WIB
Rusia: AS Atasi Ketegangan di Suriah Utara dengan Pasokan Senjata
Rusia: AS Atasi Ketegangan di Suriah Utara dengan Pasokan Senjata
A A A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) memicu krisis di Suriah utara dengan memasok senjata secara sembrono ke kelompok pejuang pro-Washington. Saat ini, Turki tengah menggelar operasi militer terhadap kelompok Kurdi yang berada di wilayah itu.

"Pengiriman persenjataan modern Pentagon yang tidak terkontrol ke militan pro-AS di utara Suriah, termasuk, menurut informasi kami, berkontribusi pada pesatnya ketegangan, dan mendorong operasi khusus Turki tersebut," kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti disitir dari Russia Today, Minggu (21/1/2018).

Kementerian itu mencatat tindakan provokatif Washington seperti mengumumkan pembentukan pasukan perbatasan dan kegiatan lain yang bertujuan untuk disintegrasi kedaulatan Suriah, dan mendukung kelompok militan bersenjata telah memicu reaksi sangat negatif dari Ankara.

Operasi militer Turki yang sedang berlangsung telah mendorong pasukan Rusia, yang ditempatkan di wilayah tersebut, untuk berkumpul kembali dan memindahkan unit-unit polisi militer dan pusat-pusat Rekonsiliasi ke desa Tell-Adjar di sebelah timur kota Afrin.

"Rusia terus memantau situasi dan siap memberikan bantuan kepada warga sipil yang melarikan diri dari zona tempur," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan terpisah.

Turki berulang kali menyuarakan ancaman terhadap Afrin, yang merekrut Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang beroperasi di wilayah tersebut. Turki meyakini YPG sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, digolongkan sebagai kelompok teroris oleh Ankara.

Pemerintah Turki pada umumnya menentang semua milisi yang dipimpin Kurdi di Suriah, termasuk Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS. Turki mengklaim mereka memiliki ikatan yang kuat dengan PKK, yang pemberontakannya terus berlanjut di wilayah tenggara Turki selama beberapa dekade.

Unit YPG dianggap sebagai tulang punggung milisi SDF.

Beberapa hari sebelum operasi Turki, AS memastikan bahwa mereka tidak mendukung unit YPG di wilayah Afrin. "Kami tidak beroperasi di Afrin. Kami mendukung mitra kami dalam mengalahkan sisa kantong ISIS di sepanjang Lembah Sungai Efrat Tengah, khususnya di daerah utara Abu Kamal, di sisi timur Sungai Efrat," ucap juru bicara koalisi pimpinan AS Kolonel Ryan Dillon pada hari Selasa.

Pengumuman baru-baru ini oleh koalisi pimpinan AS untuk menciptakan "Pasukan Perbatasan Suriah" yang beranggotakan 30.000 orang yang beroperasi di bawah SDF mendorong reaksi marah di Ankara, yang bersumpah untuk mengambil tindakan terhadap terorisme.

"Dan sementara kantong Afrin ditetapkan sebagai yang target utama, operasi akan diikuti oleh wilayah Manbij yang dikendalikan oleh SDF," ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4993 seconds (0.1#10.140)