2017, 4 Miliar Orang Naik Pesawat

Jum'at, 19 Januari 2018 - 09:51 WIB
2017, 4 Miliar Orang Naik Pesawat
2017, 4 Miliar Orang Naik Pesawat
A A A
MONTREAL - Berbagai maskapai murah mendorong lalu lintas udara global mencapai rekor baru pada 2017, menurut data Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

ICAO melaporkan, layanan perjalanan udara membukukan re kor baru sebanyak 4,1 miliar pe numpang pada 2017, naik 7,1% dari 2016. Data itu dibandingkan pertumbuhan 6% pada 2016.

“Pertumbuhan berkelanjutan yang luar biasa pada lalu lintas udara sipil internasional ditunjukkan dengan terus membaiknya keselamatan, keamanan, efisiensi, dan jejak lingkungan,” papar Presiden dewan ICAO Olumuyiwa Benard Aliu dari kantor pusat lembaga itu di Montreal.

Aliu menambahkan, “Keberlanjutan ini merupakan hasil upaya dan kerja sama di level nasional, regional, dan global, terutama dalam penerapan aturan ICAO, yang menjadi kunci dalam mengakses jaringan global.”

“Pertumbuhan lalu lintas udara menjadi kontribusi penting pada pencapaian agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, yang menawarkan peluang untuk mengangkat generasi keluar dari kemiskinan, secara angka dan nyata,” kata Aliu, dikutip SkiesMag.com.

Menurut Aliu, sebagai badan PBB, ICAO memiliki komitmen menjamin semua negara memiliki peluang untuk mendapat keuntungan dari meningkatnya volume penerbangan dan penumpang dalam 15 tahun mendatang.

Awal bulan ini, dua studi industri menunjukkan, tahun lalu merupakan penerbangan sipil paling aman sejak statistik kecelakaan pesawat disusun pada 1946. Total 10 kecelakaan pesawat penumpang sipil dan pesawat kargo mengakibatkan 44 orang tewas, menurut data Aviation Safety Network.

Laporan terpisah dari badan To70 menyatakan, tidak ada kecelakaan pesawat yang dialami maskapai besar pada 2017. ICAO juga menyatakan, maskapai murah menerbangkan sekitar 1,2 miliar penumpang atau 30% dari total penumpang global tahun lalu. Transportasi udara saat ini mencakup sekitar 35% perdagangan dunia berdasarkan nilainya.

Selain itu, lebih dari 90% perdagangan e-commerce lintas negara dari bisnis ke konsumen (business-to-consumer) di lakukan menggunakan transportasi udara. “Sektor maskapai murah secara konsisten tumbuh pada level tercepat, dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata global dan pangsa pasarnya terus meningkat, terutama di negara-negara berkembang,” ungkap ICAO.

Menurut ICAO, per tumbuhan perjalanan udara didukung perbaikan kondisi ekonomi global. Dalam hal revenue passenger kilometers (RPK) yang mengukur total jarak terbang oleh penumpang berbayar, lalu lintas penumpang internasional naik 8,0% pada 2017, meningkat dari 7,8% pada 2016.

Semua wilayah menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat, kecuali Timur Tengah karena sejumlah faktor, termasuk persaingan antarpusat perjalanan udara, harga minyak rendah, dan dolar yang menguat sehingga menurunkan per tumbuhan menjadi 6,9% pada 2017 dari 11,8% pada 2016.

Eropa tetap pasar internasional terbesar dengan pangsa pasar 37% RPK internasional, naik 8,1%. Maskapai asal Amerika dan Karibia menunjukkan pertumbuhan RPK terkuat sebesar 10% dan pertumbuhan Asia Pasifik 9%, Afrika 7,6%, dan Amerika Utara paling lemah sebesar 4,9%.

ICAO menekankan, rata-rata harga bahan bakar jet naik sekitar 25% tahun lalu, tapi tetap di bawah level dekade sebelumnya. “Industri penerbangan akan mengakhiri 2017 dengan rekor laba operasional mencapai sekitar USD60 miliar,” ungkap pernyataan ICAO.

Pertumbuhan perjalanan udara itu didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi global sepanjang 2017. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil global diproyeksikan sebesar 2,7% pada 2017, naik dari 2,4% pada 2016 dan diperkirakan terus menguat menjadi 2,9% pada 2018.

Tren penguatan ini didorong oleh meningkatnya investasi di negara-negara maju serta pemulihan di negara berkembang sehingga mendorong permintaan ekspor. Dalam hal layanan udara domestik, seluruh pasar tumbuh 7% pada 2017, meningkat dari 6,7% pada 2016.

Permintaan kuat terjadi di India dan China. Adapun Asia Pasifik tumbuh sebesar 10,6% pada 2017, sedangkan Amerika Utara mengalami pertumbuhan paling lambat dibandingkan tahun lalu, sebesar 3,8% pada 2017. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3570 seconds (0.1#10.140)