HRW Sebut Trump Bencana untuk Hak Asasi Manusia

Jum'at, 19 Januari 2018 - 06:22 WIB
HRW Sebut Trump Bencana untuk Hak Asasi Manusia
HRW Sebut Trump Bencana untuk Hak Asasi Manusia
A A A
PARIS - Catatan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, tentang hak asasi manusia (HAM) di tahun pertamanya menjadi bencana dan telah mendorong penindasan oleh pemimpin otoriter dari China ke Rusia. Hal itu dikatakan oleh kepala lembaga pemantau HAM internasional, Human Rights Watch (HRW).

Kenneth Roth berbicara menjelang peluncuran laporan tahunan HRW di Paris, di mana dia mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron perlu mengisi kekosongan dengan negara-negara seperti Inggris, yang terganggu oleh Brexit, dan Amerika Serikat yang sebagian besar absen dari lanskap HAM.

"Trump telah menjadi bencana bagi gerakan hak asasi manusia, sebagian karena dia tampaknya memiliki keinginan yang tak terpuaskan untuk merangkul orang-orang yang telah mampu memerintah tanpa checks and balances demokrasi," kata Roth dalam sebuah wawancara.

"Trump sepertinya berharap bisa melakukannya sendiri. Itu membuat gerakan HAM menjadi lebih sulit untuk menegakkan hak asasi manusia, karena kita memperoleh kekuatan dari kemampuan kita untuk memalukan pemerintah yang kasar," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/1/2018).

Roth memilih Rusia dan China karena melakukan "tindakan keras" terhadap lawan dan, setelah Trump dilaporkan telah menggambarkan negara-negara Afrika sebagai "shitholes", mengatakan bahwa presiden AS telah menemukan keuntungan politik dalam bertindak sebagai seorang rasis.

Kelompok yang berbasis di New York tersebut telah mengeluarkan laporannya di Paris untuk menggarisbawahi peran Macron dalam menahan bangkitnya hak yang jauh di Eropa, Roth mengatakan, namun juga untuk mengirim pemimpin Prancis tersebut memberi isyarat bahwa dunia mengharapkan lebih banyak darinya mengenai HAM.

Sejak ia berkuasa pada bulan Mei, Macron telah dikritik karena hanya meningkatkan hak asasi manusia dengan negara-negara ketika tidak ada lagi yang dipertaruhkan untuk Prancis, namun juga menyangkal kepentingan nasionalnya dapat dilukai.

"Sementara Macron telah bersikap keras dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Tayyip Erdogan dari Turki dan Nicolas Maduro dari Venezuela, dia telah menunjukkan kelemahan di tempat lain," beber Roth.

Ia mengutip kunjungan Macron ke China, di mana dia nyaris tidak berbicara tentang HAM, kegagalannya untuk mendukung penyelidikan tindakan Saudi di Yaman, dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan bahwa dia tidak akan menguliahinya mengenai hak asasi manusia.

"Sangat mudah untuk membela hak asasi manusia saat bebas, bila tidak ada ongkos yang nyata dalam melakukannya. Tapi saat Anda berurusan dengan kontrak (bisnis) China atau Saudi, atau Anda berurusan dengan bantuan potensial Mesir dalam memerangi terorisme ... Macron telah lebih tahan terhadap membela hak asasi manusia," kritik Roth.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3801 seconds (0.1#10.140)