Jelang Pergantian Tahun, Lakukan 4 Hal ini Sebagai Muhasabah Diri

Sabtu, 09 Desember 2023 - 20:57 WIB
loading...
Jelang Pergantian Tahun, Lakukan 4 Hal ini Sebagai Muhasabah Diri
Untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri, ada empat cara yang bisa dilakukan menurut Imam Al-Ghazali. Foto/ist
A A A
Saat ini kita berada di akhir 2023 yang sebentar lagi akan memasuki Tahun Baru 2024. Momentum ini hendaknya dijadikan sebagai Muhasabah untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Muhasabah dikenal dengan introspeksi diri. Yaitu mengoreksi atau memperhatikan segala perbuatan, sikap, kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu dan masa kini agar menjadi lebih baik di masa mendatang.

Pentingnya introspeksi diri bagi setiap muslim ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr Ayat 18)

4 Cara Introspeksi Diri
Untuk melakukan introspeksi diri, ada empat cara yang bisa dilakukan umat Islam. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (1058-1111) menuturkannya dalam Kitab Ihya' Ulumuddin Juz 3. Barang siapa yang ingin mengetahui aib dirinya maka dia bisa menjalani empat cara berikut:

1. Duduk di Hadapan Seorang Guru Atau Murobbi yang Mengetahui Kekurangan Diri Sendiri

الأَوَّلُ أَن يَجلِسَ بَينَ شَيخٍ بَصِيرٍ بِعُيُوبِ النَّفسِ مُطَّلِعٍ عَلى خَفَايَا الأَفَاتِ وَيَحكُمَهُ في نَفسِهِ وَيَتعَ إِشَارَتَهُ في مُجَاهَدَتِهِ

"Pertama, dia harus duduk di hadapan seorang guru yang diberi kemampuan oleh Allah bisa mengetahui kekurangan dalam diri manusia dan memahami penyakit jiwa yang terselip dalam diri manusia (setelah dia mendengar dawuh gurunya), dia harus menghakimi dirinya dan mengikuti petunjuk gurunya."

2. Mencari Sahabat yang Jujur untuk Mengingatkan Kesalahan Diri Sendiri

الثَّانِي أَن يَطْلُبَ صَدِيقاً صَدُوقاً بَصِيراً مُتَدِيناً فَيُنَصِّبُهُ رَقِيباً على نَفسِهِ

"Kedua, mencari sahabat yang jujur, teliti, patuh kepada agama, maka dia harus mengangkat sahabatnya tersebut sebagai "kamera pengintai" yang setia mengintai tingkah lakunya dan siap menegurnya bila salah."

3. Mengambil Pelajaran dari Perkataan Musuh yang Membenci Kita

الثَّالِثُ أَن يَسْتَفِيدَ مَعْرِفَةَ عُيُوبِ نَفسِهِ مِنْ أَلسِنَةِ أَعدَائِهِ فَإِنَّ عَينَ السُّخطِ تُبدِي المَسَاوِيَ

"Ketiga, mengambil pelajaran dalam memperbaiki diri dari lisan atau perkataan musuhnya (orang yang membencinya). Karena pandangan yang didasari kebencian dari musuh akan membuka kejelekan seseorang."

4. Banyak Bergaul dengan Orang Lain untuk Melihat Kekurangan Diri Sendiri

الرَّابِعُ أَن يُخالِطَ النَّاسَ فَكُلُّ مَا رآَهُ النَّاسَ مَذمُوماً فِيماَ بَينَ الخَلقِ فَليُطَالِبْ نَفسَهُ بِهِ وَيَنسُبهُ إِلَيهِ فَإنَّ المُؤمِنَ مِرآةُ المُؤمِنِ

"Keempat, harus banyak bergaul dengan orang lain, manakala dia melihat kekurangan (perbuatan tercela) dari orang lain maka segera dia introspeksi diri dan menyesuaikan (menisbatkan) perbuatan orang lain tersebut dengan perbuatan dirinya, (sehingga dia tidak melakukan perbuatan buruk seperti yang telah dilakukan orang lain), karena sesungguhnya orang mukmin itu adalah cermin bagi orang mukmin yang lain."

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2275 seconds (0.1#10.140)