Pelaku Teror New York Terinspirasi Gerakan ISIS

Rabu, 13 Desember 2017 - 18:25 WIB
Pelaku Teror New York Terinspirasi Gerakan ISIS
Pelaku Teror New York Terinspirasi Gerakan ISIS
A A A
NEW YORK - Tersangka teror di terminal bus utama New York City, Akayed Ullah,27, melakukan serangan karena terinspirasi gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ullah juga menyebut kalau serangan Israel ke Gaza, Palestina, juga memotivasinya melancarkan serangan teror.

Ullah menyatakan kalau serangan bom rakitan yang dilakukannya sebagai bentuk pembalasan atas serangan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap basis pertahanan ISIS di Suriah dan Irak. Tersangka yang merupakan imigran Bangladesh itu terluka ketika bahan "peledak berdaya rendah" meledak di terminal di Manhattan. Tiga orang mengalami luka ringan saat ledakan yang terjadi pada Senin (11/12/2017) lalu. Ullah dilaporkan mengalami luka bakar serius dan dirawat di rumah sakit. Pasalnya, bom rakitan yang meledak itu terlempar ke tubuhnya.

"Saya terinspirasi serangan teror di Eropa dan memilih terminal bus Port Authority setelah melihat sejumlah poster di dinding jalur kereta bawah tanah," ungkap Ullah dilansir New York Times. Dia juga mengungkapkan serangan terencana itu termotivasi serangan udara AS di Suriah dan Irak. Hanya saja, Ullah tak pernah berhubungan langsung dengan gerilyawan ISIS.

Melansir CNN melaporkan kalau Ullah juga menyebut serangan Israel ke Gaza juga memotivasinya melancarkan serangan teror. Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan itu memicu ketegangan di Palestina dan Timur Tengah. Hal itu juga menjadi inspirasi Ullah melancarkan serangan karena marah terhadap Palestina dan AS.

Siapa sebenarnya Ullah? Tempat tinggalnya di kawasan Brooklyn kini sedang digeledah aparat keamanan. Banyak sumber mengungkapkan kalau Ullah sudah berstatus sebagai warga AS yang bekerja di sebuah perusahaan listrik. Ullah bermigrasi ke AS dengan visa keluarga pada 2011 dari Chittagong, Bangladesh. Pemerintah Bangladesh menyatakan Ullah tidak memiliki catatan kriminal dan pernah berkunjung ke Dhaka pada September lalu. "Ullah tidak memiliki catatan pidana di Bangladesh," kata Inspektur Jenderal Polisi di Bangladesh AKM Shahidul Haque dilansir BBC.

Bangladesh tidak termasuk enam negara yang terkena larangan terbang dalam kebijakan baru Presiden Trump yang diberlakukan belum lama ini. "Ullah tak mungkin beraksi sendiri," kata Wali Kota New York Bill De Blassio.

Menurut Komisaris Polisi New York City James ONeill, Ullah menggunakan bahan peledak berteknologi rendah buatan sendiri yang diikatkan di tubuhnya yang meledak tak sengaja. Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menjelaskan Ullah masuk ke AS dengan visa F43. Itu berarti Ullah adalah anak dari orang mendapatkan visa F41 yang diperuntukkan bagi orang-orang merupakan kakak atau adik dari seorang warga negara AS yang berusia minimal 21 tahun.

"Kalau saja kebijakan imigrasi yang diinginkan Trump sudah berlaku, maka akan mencegah orang (Ullah) ini datang ke AS," kata Sanders.

Kemudian Gubernur New York Andrew Cuomo mengungkapkan, New York masih menjadi target bagi orang yang tidak suka dengan demokrasi dan menentang kebebasan. "Kita memiliki patung Liberty di pelabuhan kita dan itu membuat kita target internasional," kata Cuomo. Dia mengungkapkan senjata yang digunakan pada serangan tersebut sangat amatir. Cuomo mengungkapkan bom rakitan memiliki dampak kerusakan yang sedikit.

Sebelumnya, Presiden Trump mengungkapkan serangan teror itu menunjukkan pentingnya reformasi perundang- undangan untuk melindungi rakyat AS. "AS harus memperbaiki sistem imigrasi yang mengizinkan banyak orang berbahaya masuk ke negara kita," kata Trump.

Ledakan itu terjadi pada pukul 07.00, Senin pagi, saat aktivitas penumpang sangat ramai di terminal bus Port Authority dan stasiun subway Times Square. Di sana banyak komuter berlalu lalang saat ledakan terjadi. Lebih dari 200.000 orang menggunakan Stasiun Times Square. Sedangkan Port Authority merupakan terminal bus tersibuk di AS karena 220.000 orang datang dan pergi serta lebih dari 7.000 bus tersedia di sana.

"Ada insiden orang yang terinjak-injak saat hendak keluar," ungkap salah seorang warga, Diego Fernandez. "Semua orang berlari dan berteriak ketakutan," katanya.

Serangan itu terjadi hanya enam pekan setelah pria Uzbekistan, Syafullo Saipov, menabrakkan truk ke jalur sepeda di Manhattan yang menewaskan delapan orang. Banyak serangan mengklaim terinspirasi dari ISIS.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3644 seconds (0.1#10.140)