Jaga Perasaan Siswa Non-Kristen, SD di Denmark Batalkan Natal

Rabu, 13 Desember 2017 - 05:31 WIB
Jaga Perasaan Siswa Non-Kristen, SD di Denmark Batalkan Natal
Jaga Perasaan Siswa Non-Kristen, SD di Denmark Batalkan Natal
A A A
GRAESTED - Sebuah sekolah dasar (SD) di Denmark memilih untuk membatalkan perayaan Natal demi menjaga perasaan beberapa siswa non-Kristen dari kalangan imigran. Namun, keputusan sekolah tersebut dikritik banyak pihak, termasuk orang tua siswa, pejabat pendidikan hingga politisi.

”Kami mengambil keputusan karena kami memiliki anak-anak yang bukan orang Protestan,” kata Marianne Vederso Schmidt, Kepala Gribskolen. Gribskolen adalah SD di Kota Graested, Denmark timur yang memiliki populasi kurang dari 5.000 orang.

Keputusan sekolah yang membatalkan perayaan Natal itu diumumkan awal bulan ini. Schmidt mencatat bahwa keputusan tersebut kemungkin sudah terlambat, karena undang-undang pendidikan melarang pemberitaan.

Sekitar sepuluh orang tua siswa mengeluh keputusan sekolah tersebut dan mengungkapkannya kepada media nasional. Hal itu memicu spekulasi bahwa tujuan pihak sekolah untuk menjaga kepekaan para siswa Muslim.

Beberapa pihak menuduh Gribskolen menerapkan standar ganda, mengingat tahun lalu dia mengadakan ”Pekan Syurga” di mana anak-anak Denmark membenamkan diri mereka dalam budaya Timur Tengah dan mendapat pelajaran dari para imigran.

”Saya tidak melihat mengapa tradisi kita harus dihilangkan dari kita, hanya karena orang lain di sekolah mengimani sesuatu yang lain,” kritik Mette Brüel-Holler, orang tua dari dua siswa perempuan di SD tersebut kepada TV2.

”Saya berasal dari sebuah komunitas kecil, di mana gereja itu penting, dan ini hadiah yang indah. Saya ingat pernah menikmatinya sebagai anak kecil, dan ini adalah bagian mendasar dari Natal,” ujarnya, yang dikutip Rabu (13/12/2017).

Pembatalan tersebut juga telah dikritik pendeta gereja setempat. Politisi dari koalisi kubu berkuasa ikut bergabung menyuarakan kritik terhadap pihak sekolah.

”SD Denmark memiliki kewajiban untuk menyebarkan pendidikan dan mengajarkan nilai-nilai budaya, pengetahuan yang terkait dengan Natal adalah bagian penting dari hal itu,” kata Menteri Kesehatan Ellen Trane Norby menulis di halaman Facebook-nya. ”Apa manfaat dari keputusan ini? Bukan budaya atau tingkat integrasi di dalam negeri.”

”Kami memiliki kekurangan harga diri yang kritis. Kami adalah negara Kristen dengan tradisi kami sendiri. Kita seharusnya tidak mengorbankan ini atas nama multikulturalisme,” tulis Marie Krarup, dari Partai Rakyat Denmark.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3529 seconds (0.1#10.140)