Pembelaan Ratu Cantik Yordania pada Palestina soal Yerusalem

Sabtu, 09 Desember 2017 - 09:57 WIB
Pembelaan Ratu Cantik Yordania pada Palestina soal Yerusalem
Pembelaan Ratu Cantik Yordania pada Palestina soal Yerusalem
A A A
AMMAN - Ratu cantik dari Yordania, Rania Al Abdullah, menuliskan rentetan pesan pembelaannya pada Palestina terkait status Yerusalem yang secara sepihak diakui Amerika Serikat (AS) sebagai Ibu Kota Israel. Pembelaan dari istri Raja Abdullah II ini dituliskan di Twitter.

Seperti diketahui, Yordania adalah negara yang memiliki hak sebagai penjaga situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem. Dalam perkembangannya, Yordania menyerahkan penjagaan situs suci Muslim, termasuk Masjid Al-Aqsa, kepada Palestina.

Namun, pengakuan Presiden Trump soal seluruh Kota Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel membuat Yordania protes keras. Negara ini tetap komitmen menjadikan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.

“Hari ini kita meratapi hilangnya lebih banyak pahlawan Yerusalem, yang menyerahkan hidup mereka untuk membela identitas Arab di kota itu. Semoga Tuhan mengasihani para martir dan melindungi saudara dan keluarga kita di #Jerusalem,” tulis Ratu Rani melalui akun Twitter-nya, @QueenRania, yang dikutip SINDOnews, Sabtu (9/12/2017).

“Hari ini orang Yordania berdiri bersatu dalam solidaritas dengan #Jerusalem dan identitas Arabnya. Sebuah sikap tegak yang menekankan hubungan kuat antara Yordania dan Palestina,” lanjut Rania, yang juga menuliskan tweet-nya dalam bahasa Arab.

“Tidak ada keputusan politik yang bisa merusak kesucian #Jerusalem dan apa artinya jutaan orang Arab, Muslim dan Kristen di seluruh dunia,” imbuh ratu berdarah Palestina ini.

Negara itu melalui duta besarnya di PBB, Sima Bahous, menyatakan penolakan keputusan AS sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.

”Kerajaan (Yordania) percaya bahwa setiap keputusan sepihak untuk membangun situasi baru di lapangan tidak berlaku lagi,” kata Sima Bahous, perwakilan Yordania di PBB.

Bahous mengatakan bahwa keputusan tersebut dapat memperburuk ketegangan, memicu emosi yang kuat dan menyebabkan konfrontasi antara orang-orang dari berbagai agama di Kota Yerusalem. Hal itu, lanjut dia, bisa membahayakan status akhir kota suci tersebut.

Status Yerusalem kata Bahous harus ditegaskan kembali, dan Yerusalem Timur harus diakui sebagai Ibu Kota Negara Palestina.

”Tidak akan ada keamanan atau stabilitas tanpa penyelesaian yang membawa keadilan kepada rakyat Palestina,” katanya. ”Perlindungan Yerusalem dan tempat-tempat suci untuk semua agama harus menjadi prioritas,” imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3577 seconds (0.1#10.140)