Penggemar Astronomi Berburu Supermoon

Selasa, 05 Desember 2017 - 07:14 WIB
Penggemar Astronomi Berburu Supermoon
Penggemar Astronomi Berburu Supermoon
A A A
LONDON - Supermoon terlihat di berbagai penjuru planet dan itu menjadi peristiwa astronomi yang paling ditunggu dan menarik perhatian pada 2017.

Banyak penggemar astronomi di seluruh dunia berbondong-bondang melihat langsung supermoon dan mengabadikannya sebagai momen yang sangat langka pada Minggu malam (3/12/2017) dan Senin (kemarin). Mulai dari Inggris hingga Amerika Serikat, orang rela tidur semalaman untuk melihat peristiwa astronomi langka tersebut.

Nama supermoon sebenarnya diberikan oleh pakar astrologi Richard Nolle yang berarti bulan purnama yang tampil lebih besar di depan manusia. Melansir BBC, menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), penampakan bulan pada Minggu (3/12/2017) merupakan awal dari 'trilogi supermoon' dalam dua bulan mendatang. Supermoon kedua dan ketiga akan dapat disaksikan pada 1 Januari serta 31 Januari 2018 mendatang. NASA menghitung jarak terdekat bumi dan bulan mencapai 357.492 km.

“Supermoon merupakan kesempatan besar bagi orang yang ingin melihat lebih dekat tentang bulan, bukan hanya sekali, tetapi setiap kesempatan yang mereka hadapi,” ujar Noah Petro, ilmuwan Goddard Space Flight Center,NASA, dilansir Fox News.

Kemudian, Robert Massey, dari Komunitas Astronomi Inggris, penampakan supermoon membuat bulan terlihat membesar secara kasat mata tapi sebenarnya tidak. “Hal itu disebabkan ilusi optik karena bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi atau disebut perigee,” ungkap Massey.

Dari Timur Tengah, penggemar astronomi berburu untuk melihat langsung supermoon dan mengabadikannya. Seperti diungkapkan Nesreen Homaid yang mengabaikan supermood di Riyadh. Kemudian, Jessica Adams juga melihat supermoon di Dubai. "Sangat menyukai supermoon di Dubai dengan latar gedung pencakar langit," ungkap Adams dilansir Al Arabiya.

Melansir dari Twitter milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), @infoBMKG mengungkapkan supermoon terjadi ketika dekatnya selisih waktu antara bulan dalam fase purnama dan bulan berada di perigee ini dikenal sebagai Purnama atau lebih dikenal sebagai supermoon . BMKG menyatakan supermoon terjadi pada Minggu (3/12) dengan peristiwa totalitasnya akan terjadi selama satu jam 16 menit yang menyebabkan Bulan akan berwarna merah pada pukul 22.46 WIB.

BMKG menyatakan hampir 17 jam kemudian, yaitu Senin (kemarin) pukul 15.45 WIB, Bulan akan berada pada jarak terdekatnya dari Bumi atau posisi Bulan berada di perigee dengan jarak 357.492 km. “Pada saat supermoon ini, Bulan akan lebih besar 14% dan lebih cerlang sekitar 30% dari ukuran rata-ratanya,” demikian ciutan BMKG.
BMKG menyatakan purnama perigee kali ini merupakan satu-satunya peristiwa supermoon pada 2017. Selain itu, purnama perigee kali ini menjadi supermoon pembuka pada tiga rangkaian supermoon yang berdekatan.

Purnama perigee berikutnya akan terjadi pada 2 Januari 2018 nanti. “Pada saat tersebut, bulan akan berada pada jarak terdekatnya dari Bumi pada 2018, yaitu sejauh 356.565 km pada pukul 04:48 WIB. Lima jam berikutnya, yaitu pukul 09:24 WIB, Bulan akan berada dalam puncak fase purnama,” papar BMKG.

Berdasarkan definisi di atas, purnama perigee kali ini merupakan satu-satunya peristiwa supermoon pada 2017. Selain itu, purnama perigee kali ini menjadi supermoon pembuka pada tiga rangkaian #supermoon yang berdekatan. “Adapun purnama perigee berikutnya akan ditutup pada 30 hingga 31 Januari 2018 nanti. Pada 30 Januari 2018 pukul 16.56 WIB Bulan berada di perigee sejarak 358.993 km. Pada 29,5 jam berikutnya, yaitu pada 31 Januari 2018 pkl 20.26 WIB, Bulan pun berada dalam puncak fase purnamanya,” kata BMKG. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3690 seconds (0.1#10.140)