Iran Sebut Saudi Ingin Tutupi Kekalahan di Kawasan

Kamis, 30 November 2017 - 08:20 WIB
Iran Sebut Saudi Ingin Tutupi Kekalahan di Kawasan
Iran Sebut Saudi Ingin Tutupi Kekalahan di Kawasan
A A A
BEIRUT - Presiden Iran Hassan Rouhani menganggap Arab Saudi menyebut Teheran sebagai musuh karena ingin menutupi kekalahan di kawasan.

“Arab Saudi tidak berhasil di Qatar, tidak berhasil di Irak, di Suriah dan baru-baru ini di Lebanon. Di semua wilayah itu mereka tidak sukses. Jadi mereka ingin menutupi kekalahan mereka,” papar Rouhani saat wawancara langsung disiarkan televisi lokal.

Arab Saudi dan Iran berebut pengaruh dalam berbagai perang dan krisis politik di kawasan tersebut. Putra Mahkota Arab Saudi menyebut Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai Hitler baru di Timur Tengah, saat wawancara dengan New York Times yang terbit pekan lalu. Tuduhan itu memanaskan perang kata-kata antara kedua negara tersebut.

Ketegangan meningkat bulan ini saat Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad Hariri mundur saat siaran televisi dari Riyadh. Hariri menyebut nyawanya terancam dan mengkritik pengaruh Hezbollah yang didukung Iran di Lebanon. Hariri kembali ke Lebanon pekan lalu dan menunda pengunduran dirinya. Meski demikian Hariri terus mengkritik Hezbollah.

Menurut Rouhani, Iran, Irak, Suriah dan Rusia membentuk garis perlawanan di kawasan yang berfungsi menjaga stabilitas dan langkah itu berhasil. Pernyataan Rouhani itu muncul seiring 100 hari pertama periode kedua pemerintahannya.

Konflik di Yaman juga menjadi pertarungan pengaruh antara Saudi dan Iran. Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi mendukung pemerintahan Yaman. Adapun Iran mendukung pemberontak Houthi. Saudi menuduh Iran mengirim persenjataan pada pemberontak Houthi sehingga koalisi Saudi memblokade Yaman. Blokade itu mengakibatkan jutaan warga Yaman terancam kelaparan. Koalisi Saudi hanya mengizinkan pengiriman bantuan dalam jumlah terbatas oleh beberapa lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Secara terpisah, Rouhani membela respon pemerintahannya pada gempa bumi di Iran bagian barat dua pekan lalu. Bencana alam itu menjadi tantangan besar bagi pemerintahannya.

Gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter itu merupakan yang terburuk di Iran dalam satu dekade. Bencana itu menewaskan sedikitnya 530 orang dan melukai ribuan orang lainnya.

Respon pemerintah atas musibah itu menjadi sorotan publik. Menurut lawan-lawan politik Rouhani, pemerintah tidak cepat merespon bencana tersebut.

Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei juga mengkritik respon pemerintahan Rouhani. Media garis keras juga menyoroti peran yang dimainkan Korp Garda Revolusi Islam dalam membantu korban gempa bumi.

“Sejumlah kementerian telah menyediakan layanan kesehatan bagi para korban dan penampungan sementara telah dikirim ke zona bencana, tapi berbagai masalah masih ada,” kata Rouhani dalam wawancara tersebut, dikutip kantor berita Reuters. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3220 seconds (0.1#10.140)