Kapal Bantuan Pertama Berlabuh di Yaman

Selasa, 28 November 2017 - 11:39 WIB
Kapal Bantuan Pertama Berlabuh di Yaman
Kapal Bantuan Pertama Berlabuh di Yaman
A A A
DUBAI - Kapal yang mengangkut 5.500 ton bahan makanan berupa tepung berlabuh di Pelabuhan Hodeidah di Laut Merah, kemarin. Ini merupakan kapal bantuan pertama yang tiba setelah lebih dua pekan blokade oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman. Saudi menerapkan blokade akses darat, laut, dan udara dengan alasan menghentikan aliran persenjataan dari Iran ke pemberontak Houthi. Blokade berlangsung sejak 6 November 2017, setelah Saudi men cegat rudal yang ditembakkan ke ibu kota Riyadh oleh Houthi. Iran menyangkal tuduhan menyuplai persenjataan pada Houthi. Penutupan akses itu juga menghalangi pengiriman bantuan ke wilayah Yaman, terutama yang dikuasai Houthi.

Pengiriman bantuan pertama melalui kapal ini diizinkan setelah koalisi Arab Saudi mengizinkan penerbangan pesawat membawa bantuan dan pekerja kemanusiaan ke ibu kota Yaman, Sanaa. “Kapal sepanjang 106 meter itu membawa 5.500 ton tepung,” ungkap pejabat Yaman pada kantor berita Reuters. Badan bantuan menjelaskan, blokade itu memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman setelah perang mengakibatkan 7 juta orang kelaparan dan mene waskan lebih 10.000 orang.

Koalisi Arab Saudi telah meng izin kan penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) ma sukdan keluar dari Sanaa dalam penerbangan dari Amman pada Sabtu (25/11/2017). Penerbangan itu untuk rotasi para pekerja bantuan.

Setelah Bandara Sanaa kembali dibuka, UNICEF juga mengirim vaksin ke sana. Lembaga Save the Children memperkirakan 20.000 anak Yaman di bawah usia lima tahun bergabung dalam kelompok gizi buruk sangat parah setiap bulan atau rata-rata 27 anak setiap jam mengalami gizi buruk parah.

Berbagai kelompok bantuan memuji keputusan koalisi Arab Saudi mengizinkan bantuan itu, tapi mereka menyatakan penerbangan itu tidak cukup untuk mencegah krisis kemanusiaan. Sekitar tujuh juta orang menghadapi kelaparan di Yaman dan nasib mereka tergantung pada bantuan internasional.

“Pesawat pertama mendarat di Sanaa pagi ini dengan para pekerja kemanusiaan,” ungkap juru bicara Program Pangan Dunia (WFP) Abeer Etefa.

Dia menjelaskan, dua pesawat lain dari Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) telah tiba pada Sabtu (25/11/2017). UNICEF menyatakan, satu pesawat yang membawa lebih 15 ton vaksin akan digunakan untuk sekitar 600.000 anak melawan difteri, tetanus, dan penyakit lain.
“Kebutuhannya besar dan di sana ada lebih banyak yang harus dilakukan untuk anak-anak Yaman,” tweet UNICEF.

Direktur Bandara Sanaa, Khaled al-Shayef menyatakan, selain dari pengiriman vaksin, satu pesawat yang membawa delapan pekerja Komite Internasional Palang Merah telah mendarat.

“Bandara Sanaa di tutup dari 6 November hingga hari ini, lebih dari 18 hari dan penutupan ini mengakibatkan terhalangnya para pekerja ban tuan,” katanya. “Ada lebih dari 500 pekerja terjebak di dalam atau luar (Yaman) yang dilarang melakukan perjalanan serta 40 penerbangan yang dilarang mendarat di Bandara Sanaa,” ujar Khaled. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4684 seconds (0.1#10.140)