Negara-negara Afrika Bertemu Bahas Situasi Zimbabwe
A
A
A
HARARE - Negara-negara anggota Komunitas Pembangunan Afrika Bagian Selatan (SADC), dilaporkan telah mengadakan pertemuan darurat di Botswana. Pertemuan itu digelar untuk membahas mengenai situasi politik dan keamanan yang sedang berlangsung di Zimbabwe.
Dalam sebuah pernyataan, sekretariat SADC mengatakan, pertemuan tersebut pada hari Kamis dihadiri oleh para menteri yang bertanggung jawab atas urusan luar negeri dari negara-negara anggota troika Angola, Tanzania, Zambia, dan Afrika Selatan.
Melansir Anadolu Agency pada Kamis (16/11), Pertemuan tersebut terjadi sehari setelah militer Zimbabwe merebut kekuasaan dari Presiden Robert Mugabe. Militer negara itu menahan Mugabe beserta keluarganya.
Sementara itu, ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mendesak semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam krisis Zimbabwe untuk menemukan solusi sesuai dengan konstitusi negara tersebut.
Mahamat mengungkapkan komitmen Uni Afrika untuk bekerja sama dengan SADC dan para pemimpin di kawasan ini, dan untuk mendukung usaha mereka.
Seperti diketahui, militer menguasai penuh Zimbabwe setelah mengambil alih kekuasaan dengan target menangkap ‘penjahat” di sekitar Presiden Robert Mugabe. Namun, banyak pihak menduga militer Zimbabwe ingin menggulingkan Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun.
Tentara dan kendaraan tempur memblokade jalanan menuju kantor pusat pemerintah, parlemen, dan pengadilan di Harare tengah. Meskipun demikian, militer membantah telah melakukan kudeta.
Dalam sebuah pernyataan, sekretariat SADC mengatakan, pertemuan tersebut pada hari Kamis dihadiri oleh para menteri yang bertanggung jawab atas urusan luar negeri dari negara-negara anggota troika Angola, Tanzania, Zambia, dan Afrika Selatan.
Melansir Anadolu Agency pada Kamis (16/11), Pertemuan tersebut terjadi sehari setelah militer Zimbabwe merebut kekuasaan dari Presiden Robert Mugabe. Militer negara itu menahan Mugabe beserta keluarganya.
Sementara itu, ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mendesak semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam krisis Zimbabwe untuk menemukan solusi sesuai dengan konstitusi negara tersebut.
Mahamat mengungkapkan komitmen Uni Afrika untuk bekerja sama dengan SADC dan para pemimpin di kawasan ini, dan untuk mendukung usaha mereka.
Seperti diketahui, militer menguasai penuh Zimbabwe setelah mengambil alih kekuasaan dengan target menangkap ‘penjahat” di sekitar Presiden Robert Mugabe. Namun, banyak pihak menduga militer Zimbabwe ingin menggulingkan Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun.
Tentara dan kendaraan tempur memblokade jalanan menuju kantor pusat pemerintah, parlemen, dan pengadilan di Harare tengah. Meskipun demikian, militer membantah telah melakukan kudeta.
(esn)