Gulingkan Mugabe, Militer Kuasai Zimbabwe

Kamis, 16 November 2017 - 09:06 WIB
Gulingkan Mugabe, Militer Kuasai Zimbabwe
Gulingkan Mugabe, Militer Kuasai Zimbabwe
A A A
HARARE - Militer menguasai penuh Zimbabwe setelah mengambil alih kekuasaan dengan target menangkap ‘penjahat” di sekitar Presiden Robert Mugabe. Namun, banyak pihak menduga militer Zimbabwe ingin menggulingkan Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun.

Mereka juga menjamin keamanan keluarga dan pemimpin Zimbabwe berusia 93 tahun itu. Tentara dan kendaraan tempur memblokade jalanan menuju kantor pusat pemerintah, parlemen, dan pengadilan di Harare tengah. Meskipun demikian, militer membantah telah melakukan kudeta.

“Kita hanya menarget para kriminal di sekitar dia (Mugabe) yang berkomitmen melaksanakan kejahatan yang menyebabkan penderitaan ekonomi dan sosial di negara ini untuk dihadapkan ke pengadilan,” kata Kepala Staf Logistik Militer Zimbabwe Mayor Jenderal SB Moyo, dilansir Reuters. “Sesegera setelah kita menyelesaikan misi kita. Kita memperkirakan situasi akan kembali normal,” ungkapnya.

Sementara itu, baik Mugabe atau pun istrinya, Grace, yang berniat menggantikan suaminya, belum bersuara atau tampil ke publik. Kelompok oposisi Gerakan untuk Perubahan Demokratik menyerukan perubahan demokrasi sesuai konstitusi secara damai. Mereka berharap untuk intervensi militer tersebut untuk membangun negara yang stabil, demokratik, dan progresif.

Pemimpin perang pembebasan Zimbabe, Chris Mutsvangwa, meyerukan Afrika Selatan dan negara Afrika yang memiliki ikatan dengan Zimbabwe untuk mendukung apapun yang terjadi di negara itu. “Intervensi militer merupakan bentuk penegakan kembali Zimbabwe agar tidak jatuh ke jurang,” ujarnya.

Dia mengungkapkan intervensi militer sebagai akhir dari penderitaan dan bab yang menyedihkan dalam sejarah Zimbabwe. “Diktator (Mugabe) sudah menjadi tua. Dia akan menyerah ke pengadilan bersama dengan sekelompok pencuri bersama bersama dengan istrinya,” ujarnya.

Sumber Pemerintah Zimbabwe juga mengungkapkan kalau militer juga menangkap Menteri Keuangan Ignatius Chombo, pemimpin faksi G40 yang menguasai Partai ZANU-PF pimpinan istri Mugabe, Grace. Mugabe yang mendeskripsikan dirinya sebagai “Grand Old Man” dalam perpolitikan Afrika telah memimpin Zimbabwe selama 37 tahun.

Militer mulai mengerahkan kekuatan ke berbagai titik di Harare pada Selasa (14/11/2017) lalu. Kemudian, mereka menguasai stasiun televisi milik pemerintah, ZBC, setelah partai berkuasa ZANU-PF menuding pemimpin militer melakukan kudeta terhadap Presiden Mugabe.

Isu kudeta memang sangat menguat di Zimbabwe. Pasalnya pada Senin (13/11/2017), Panglima Militer Jenderal Constantino Chiwenga mengancam akan mengintervensi dan mengakhiri aliansi politik ZANU-PF yang berpihak kepada Mugabe.

Chiwenga memprotes pemecatan Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa oleh Mugabe. Sejak beberapa bulan lalu, Mnagagwa atau dikenal sebagai “The Crocodile” difavoritkan menggantikan Mugabe. Tapi, Mugabe justru menginginkan istrinya, Grace, untuk menggantikannya.

Mugabe dikabarkan memimpin rapat kabinet mingguan di Harare pada Selasa lalu setelah ZANU-PF menuding Chiwenga melakukan pengkhianatan. Menteri pemerintahan lokal yang dekat dengan faksi G40, Saviour Kasukuwere, menolak untuk berkomentar lebih detail. Juru bicara polisi, militer, dan pemerintah juga menolak berkomentar lebih detail.(Andika Hendra M)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3763 seconds (0.1#10.140)