PM Jepang: Korut Masih Kembangkan Rudal Meski Sedang Pasif

Rabu, 15 November 2017 - 00:51 WIB
PM Jepang: Korut Masih Kembangkan Rudal Meski Sedang Pasif
PM Jepang: Korut Masih Kembangkan Rudal Meski Sedang Pasif
A A A
MANILA - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengatakan pasifnya Korea Utara (Korut) dari aktivitas tes peluru kendali (rudal) dalam hampir dua bulan ini bukanlah indikasi bahwa negara itu menghentikan pengembangan senjata.

Menurutnya, masih terlalu dini untuk melakukan pembicaraan dengan rezim yang dipimpin Kim Jong-un tersebut.

”Saya percaya bahwa pihaknya terus mengembangkan senjatanya,” kata Abe pada sebuah konferensi pers di Manila setelah serangkaian pertemuan dengan para pemimpin Asia lainnya dalam pertemuan ASEAN dan Forum Asia Timur, hari Selasa.

”Tidak ada gunanya melakukan pembicaraan untuk perundingan (damai),” ujar Abe, seperti dikutip Reuters.

Desakan Abe bahwa sanksi keras, termasuk pembatasan penjualan minyak, diperlukan untuk melunakkan rezim Korea Utara selama musim dingin yang akan datang dapat membuatnya berselisih dengan negara lain seperti Korea Selatan yang kemungkinan setuju untuk membuka perundingan jika didekati oleh Korea Utara.

Rezim Kim Jong-un terakhir kali menguji tembak rudal balistik yang melewati wilayah udara Hokkaido utara, Jepang, September lalu. Sudah dua kali wilayah Jepang itu dilewati rudal Korea Utara dan Tokyo tidak menembak jatuh.

Abe mengatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan negara-negara lain di kawasan, termasuk dengan China dan Rusia untuk membujuk Korea Utara agar menghentikan pengembangan rudal dan melucuti ambisi senjata nuklirnya.

Abe, dalam sebuah pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vietnam pada hari Sabtu, memuji ”permulaan baru” hubungan dua negara kekuatan ekonomi dan militer Asia, termasuk kerja sama terkait krisis Korut.

Abe pada Selasa kemarin mengatakan bahwa dia ingin memperdalam hubungan budaya dan ekonomi dengan China. Pemimpin Jepang, yang meminta wilayah Indo-Pasifik “terbuka dan bebas untuk semua negara” itu akan kembali ke Jepang pada hari Rabu (15/11/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3562 seconds (0.1#10.140)