Mattis: Selama Mereka Ingin Bertempur, AS Akan Terus Perangi ISIS

Selasa, 14 November 2017 - 13:06 WIB
Mattis: Selama Mereka Ingin Bertempur, AS Akan Terus Perangi ISIS
Mattis: Selama Mereka Ingin Bertempur, AS Akan Terus Perangi ISIS
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) akan memerangi ISIS di Suriah selama mereka masih ingin bertempur. Hal itu ditegaskan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, menggambarkan peran jangka panjang pasukan AS setelah kelompok ekstrimis itu kehilangan seluruh wilayahnya.

Mattis mengatakan pasukan AS yang didukung dan mendukung pasukan Rusia akan berjuang merebut kembali sisa-sisa wilayah yang dikuasai ISIS. Tujuan jangka panjang militer AS akan mencegah kembalinya "ISIS 2.0."

"Musuh belum menyatakan bahwa mereka sudah selesai dengan kawasan ini, jadi kami akan terus berjuang selama mereka ingin berperang," kata Mattis, berbicara kepada wartawan di Pentagon tentang masa depan operasi AS di Suriah.

Dia juga menekankan pentingnya upaya perdamaian jangka panjang, menunjukkan bahwa pasukan AS bertujuan untuk membantu menetapkan kondisi solusi diplomatik di Suriah. Saat ini perang saudara di Suriah telah memasuki tahun ketujuh.

"Kami tidak hanya akan pergi sekarang sebelum proses Jenewa memiliki daya tarik," tambahnya seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/11/2017).

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan upaya bersama untuk menstabilkan Suriah karena perang sipilnya berkurang, termasuk dengan perluasan gencatan senjata 7 Juli di segitiga barat daya yang berbatasan dengan Israel dan Yordania.

Mattis mengatakan bahwa dia percaya bahwa zona wilayah barat daya telah bekerja. Ia pun mengungkapkan harapannya tentang area tambahan di masa depan yang memungkinkan lebih banyak pengungsi untuk kembali ke rumah.

"Anda terus memperluasnya. Cobalah untuk demiliterisasi satu area kemudian demiliterisasi yang lain dan teruskan saja, cobalah untuk melakukan hal-hal yang memungkinkan orang kembali ke rumah mereka," tuturnya.

Meski begitu, Mattis menolak untuk memasukkan secara spesifik tentang zona masa depan.

Rusia, yang memiliki garnisun militer jangka panjang di Suriah, mengatakan bahwa mereka ingin pasukan asing segera keluar dari negara tersebut.

Turki mengatakan pada hari Senin bahwa AS memiliki 13 basis di Suriah dan Rusia memiliki lima. Milisi YPG dari Kurdi yang didukung oleh AS, mengatakan bahwa Washington telah membentuk tujuh pangkalan militer di wilayah utara Suriah.

Koalisi yang dipimpin AS mengatakan bahwa pihaknya tidak membahas lokasi pasukannya.

Salah satu tujuan utama Washington adalah membatasi pengaruh Iran di Suriah dan Irak, yang berkembang selama perang dengan Negara Islam.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3402 seconds (0.1#10.140)