NATO Perluas Pusat Komando di Tengah Ketegangan dengan Rusia

Kamis, 09 November 2017 - 06:36 WIB
NATO Perluas Pusat Komando di Tengah Ketegangan dengan Rusia
NATO Perluas Pusat Komando di Tengah Ketegangan dengan Rusia
A A A
BRUSSELS - NATO memperkuat struktur komando di Eropa untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Dingin. Keputusan ini diambil di tengah tanda-tanda meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Pada pertemuan di Brussels, para menteri pertahanan anggora NATO sepakat untuk membuat dua pusat komando baru. Kedua pusat komando itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aliansi untuk menanggapi konflik di Eropa.

Salah satu dari dua pusat komando tersebut akan mengkoordinasikan pergerakan pasukan di Eropa, sementara yang lainnya akan fokus pada keamanan maritim di Atlantik, dengan tujuan memastikan bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) dapat menyeberangi lautan sehingga mereka bisa sampai ke tempat yang mereka butuhkan.

Aliansi tersebut juga sepakat untuk mengintegrasikan keamanan cyber security ke semua operasi NATO untuk pertama kalinya.

"NATO terus beradaptasi untuk abad ke-21 sehingga kita dapat menjaga keamanan orang-orang di dunia yang lebih menantang," kata sekretaris jenderal NATO Jens Stoltenberg seperti disitir dari Independent, Kamis (9/11/2017).

"Struktur komando kami adalah tulang punggung aliansi. Ini telah berkembang selama beberapa dekade, untuk mencerminkan perubahan kondisi keamanan. Dan itu harus terus berkembang agar tetap kokoh, gesit dan sangat sesuai untuk tujuan," imbuhnya.

Pusat komando baru membawa jumlah pusat komando NATO total menjadi sembilan, naik dari sebelumnya yang berjumlah tujuh. Pembentukan mereka merupakan pembalikan dari kebijakan pemotongan yang telah berlaku sejak tahun 1990-an.

Stoltenberg juga mengatakan bahwa dia berharap bisa bekerja sama dengan Gavin Williamson, Menteri Pertahanan baru Inggris, yang menggantikan Michael Fallon yang mengundurkan diri menyusul tuduhan melakukan pelecehan seksual.

"Mitra dan sekutu Inggris sangat andal, karena Inggris berkontribusi terhadap Aliansi dengan berbagai cara," kata Stoltenberg.

"Saya menyambut baik komitmen kuat Inggris terhadap NATO dan berbagai misi dan operasi NATO yang berbeda," lanjutnya.

"Kita harus ingat bahwa Inggris memiliki anggaran pertahanan terbesar kedua. Di sebelah Amerika Serikat, tidak ada orang lain yang berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan daripada di Inggris," tutur Stoltenberg.

"Dan Inggris memimpin salah satu kelompok perang yang kami gunakan di negara-negara Baltik. Mereka bertanggung jawab atas Force Respon kami, dan mereka hadir di Afghanistan," sambungnya.

"Jadi saya berharap bisa menyambut Menteri Pertahanan baru ke pertemuan hari ini, tapi juga untuk mengadakan pertemuan bilateral dengannya besok. Jadi Williamson adalah pria yang saya harapkan bisa bekerja sama, dan terus menyesuaikan aliansi dengan Inggris," tukasnya.

Stoltenberg juga menyambut baik komitmen Inggris untuk membelanjakan lebih dari 2 persen PDB untuk pertahanan, dengan mengatakan bahwa pengeluaran tersebut sekarang meningkat di seluruh Eropa setelah Inggris memimpin "menjadi contoh".
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4442 seconds (0.1#10.140)