Investor Puji Langkah Arab Saudi Bersih-Bersih Korupsi

Rabu, 08 November 2017 - 16:15 WIB
Investor Puji Langkah Arab Saudi Bersih-Bersih Korupsi
Investor Puji Langkah Arab Saudi Bersih-Bersih Korupsi
A A A
RIYADH - Para investor berharap pembersihan korupsi di Arab Saudi benar-benar menjadi tanda reformasi sedang berlangsung di sana. Meski demikian, ada sebagian pihak yang mengkhawatirkan potensi ketidakstabilan di negara itu.

Bursa saham di Saudi kembali menguat, Selasa (7/11/2017), setelah mengalami penurunan setelah sejumlah penangkapan yang dilakukan selama akhir pekan lalu. Di sisi lain, pasar obligasi mendapat tekanan saat para investor masih menunggu perkembangan di Saudi.

Arab Saudi mengumumkan program reformasi yang ambisius, termasuk reformasi fiskal dan program privatisasi masif 16 bulan lalu yang bertujuan mengubah perekonomian senilai USD690 miliar itu menjauh dari ketergantungan pada minyak. Raja Salman lantas mengumumkan pembentukan komite antikorupsi yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Hanya beberapa jam setelah pembentukannya, puluhan politisi, pangeran, dan pebisnis ditangkap, termasuk miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal. Mereka semua dita han atas tuduhan korupsi. "Saat terjadi perubahan mendasar, dapat diperkirakan bahwa ini tidak akan berjalan mulus, tidak pernah," kata Roy Scheepe, manager portfolio senior di NNIP yang mengelola sejumlah obligasi Saudi.

Dia menambahkan, "Bahkan negara seperti Saudi tidak dapat melakukannya dengan cara lama, tapi juga bertindak untuk mendiversifikasi ekonomi dan sumber pendapatan masa depan."

Pembersihan korupsi itu mengguncang bursa saham Saudi dalam beberapa jam perdagangan pada Minggu (5/11). Beberapa investor khawatir mereka yang tertangkap dalam kasus itu dapat diminta untuk melepas aset-aset mereka. Meski demikian, bursa saham kembali menguat, Selasa (7/11/2017), saat pemerintah berupaya memperkuat otoritas putra mahkota dan kemampuannya dalam mendorong reformasi ekonomi.

Indeks bursa utama naik 0,5% sejak penutupan pada Kamis (2/11/2017). "Ini perkembangan positif. Kami lihat ini bagian transformasi Saudi menjadi ekonomi lebih modern," kata Fabiana Fedeli, kepala ekuitas global di Robeco, Belanda, kepada kantor berita Reuters.

Dia menjelaskan, "Pada saat ini, langkah tersebut akan menjadi proses modernisasi. Meski demikian, kita perlu lebih jelas tentang apa yang terjadi." Hasnain Malik yang me mimpin riset di bank investasi Exotix Capital sepakat bahwa konsolidasi kekuasaan itu penting, setidaknya dalam jangka pendek. "Lebih lanjut, kinerja ekonomi akan menentukan bagai mana pengaruh dalam kekuasaan itu dilonggarkan," katanya. Adapun para investor obligasi memiliki pandangan lebih hati-hati. Obligasi Saudi dalam mata uang dolar mendapat tekanan serta risiko utang negara itu.

Penangkapan itu terjadi sekitar dua pekan setelah Saudi menggelar konferensi investasi skala besar di Riyadh. Saat itu Saudi mengumumkan proyek-proyek besar dan kemitraan investasi sebagai bagian dari upaya mendiversifikasi ekonomi menjauh dari ketergantungan terhadap minyak.

Kepala Ekonomi di VTB Capital Raza Agha menilai, penangkapan yang menargetkan tokoh-tokoh bisnis penting itu dapat menghalangi pertumbuhan ekonomi non-minyak Saudi. "Itu juga berpotensi berdampak negatif pada rencana diversifikasi yang sangat bergantung pada sektor swasta," katanya.

Sementara Jaksa Agung Arab Saudi Sheikh Saud al-Mojeb menyatakan, penangkapan itu baru awal dari proses pembersihan korupsi. "Itu awal dari proses penting memberantas korupsi di mana pun korupsi ada," tegasnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4989 seconds (0.1#10.140)