Charlie Hebdo Dapat Ancaman Pembunuhan

Selasa, 07 November 2017 - 00:48 WIB
Charlie Hebdo Dapat Ancaman Pembunuhan
Charlie Hebdo Dapat Ancaman Pembunuhan
A A A
PARIS - Polisi Prancis sedang menyelidiki ancaman pembunuhan terhadap majalah mingguan Charlie Hebdo. Majalah satir ini mendapatkan ancaman setelah menyindir sarjana Oxford Tariq Ramadan, yang menghadapi tuduhan perkosaan lewat sebuah kartun.

Majalah provokatif ini menggambarkan Ramadan dalam edisi pada hari Rabu lalu dalam sebuah pose eksplisit, dengan judul: "Saya adalah rukun keenam Islam." Lima rukun Islam adalah lima praktik dasar yang wajib dilakukan umat Islam: syahadat, shalat, zakat, puasa, dan naik haji.

Sebagian kecil ilmuwan Sunni menganggap jihad, atau perjuangan suci - yang dapat memiliki makna yang berbeda - menjadi pilar keenam Islam.

Ramadan, yang memiliki kewarganegaraan Swiss dan dipandang sebagai intelektual Islam konservatif yang kontroversial di Prancis, telah dituduh melakukan pemerkosaan oleh dua wanita setelah skandal Harvey Weinstein memicu gelombang tuduhan pelecehan seksual di seluruh planet ini.

Pria berusia 55 tahun itu dengan keras membantah tuduhan tersebut sebagai kampanye kebohongan yang diluncurkan oleh musuh-musuhnya.

"Perkosaan," tulis tulisan di sampul Charlie Hebdo. "Pembelaan Tariq Ramadan."

Laurent "Riss" Sourisseau, editor majalah tersebut, mengatakan bahwa ancaman dan kebencian tersebut "tidak pernah benar-benar berhenti" setelah serangan pada Januari 2015 di mana 12 orang ditembak mati di kantornya. Charlie Hebdo diserang setelah menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

"Terkadang ada puncak ketika kita menerima ancaman kematian secara eksplisit di media sosial - ini telah terjadi sekali lagi," katanya.

"Selalu sulit untuk mengetahui apakah ini adalah ancaman serius atau tidak, tapi sebagai sebuah prinsip, kami menganggapnya serius dan mengajukan tuntutan," imbuhnya seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (7/11/2017).

Namun, dia memberikan kesan bahwa situasinya memburuk. "Ancaman pembunuhan telah menjadi biasa," katanya.

Plantu, salah satu kartunis editorial paling terkenal di Prancis, mengatakan: "Bagus sekali gambar ini. Saya tidak melihat apa yang ditentang oleh orang. Dia punya kemaluan yang besar dan mengatakan bahwa saya adalah rukun keenam Islam. Mereka hanya bersenang-senang."

Libération, harian kiri yang bersandar pada tim editorial Charlie Hebdo setelah serangan Islam tersebut, menawarkan dukungannya sekali lagi.

Dalam sebuah editorial, Laurent Joffrin, mengatakan bahwa mereka yang mengirim ancaman pembunuhan telah melewatkan intinya.

"Menyerang Islam? Faktanya, terhadap Ramadan, mengejeknya sebagai seorang munafik dengan kemaluan besar yang bertentangan dengan hal-hal mendasar yang seharusnya ia ajarkan dan tidak, bagaimanapun, itu yang menjadi target Charlie Hebdo. Tapi sindiran halus ini tidak ditangkap oleh para kaum fanatik," ujarnya.

Penembakan di Charlie Hebdo diklaim dilakukan oleh al-Qaeda, yang menargetkan pencetak kartun Nabi Muhammad, yang dilarang dalam Islam.

Ini adalah yang pertama dalam gelombang serangan jihad di Prancis selama dua tahun terakhir yang menyebabkan lebih dari 240 orang tewas.

Meski kehilangan banyak karyawannya, Charlie Hebdo telah berjaga-jaga dan tidak kehilangan gigitannya - ada yang menyinggung perasaan - humor, yang membuat terang, misalnya, sebuah gempa bumi baru-baru ini di Italia yang menewaskan hampir 300 orang
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3397 seconds (0.1#10.140)