Hari Ini Jepang Gelar Pemilu

Minggu, 22 Oktober 2017 - 09:18 WIB
Hari Ini Jepang Gelar Pemilu
Hari Ini Jepang Gelar Pemilu
A A A
TOKYO - Jepang hari ini, Minggu (22/10/2017), menggelar pesta demokrasi atau pemilu. Warga Jepang akan memberikan vonis mereka terhadap rencana Perdana Menteri incumbent, Shinzo Abe, untuk merevisi konstitusi damai pasca perang.

Ramalan media menunjukkan pertaruhan Abe kemungkinan akan terbayar, dengan koalisi pimpinan partai konservatif Liberal Demokrat (LDP) yang dipimpinnya menguasai dua per tig "mayoritas super" di majelis rendah parlemen sebelum pembubaran.

Kemenangan akan meningkatkan kemungkinan bahwa Abe, yang mulai menjabat pada bulan Desember 2012 menjanjikan untuk mendukung pertahanan dan penataan ulang ekonomi, akan memenangkan masa jabatan ketiga sebagai pemimpin LDP pada bulan September yang akan datang dan kemudian menjadi perdana menteri terlama di Jepang seperti disitat dari Reuters.

Ini juga akan membangkitkan kembali dorongan Abe untuk merevisi konstitusi yang menentang perang dengan mengklarifikasi status militer, sambil mempertahankan strategi pertumbuhan "Abenomik" yang berpusat pada kebijakan moneter Bank of Japan yang sangat mudah.

Pasal 9, jika dipahami secara harfiah, melarang pemeliharaan angkatan bersenjata. Tapi pemerintah Jepang telah menafsirkannya untuk mengizinkan militer secara eksklusif membela diri.

Para pendukung proposal Abe mengatakan bahwa itu hanya akan mengkodifikasikan status quo. Kritikus khawatir akan memungkinkan peran militer akan diperluas ke luar negeri.

Mitra junior LDP, Komeito, sangat berhati-hati dalam mengubah konstitusi. Namun media memperkirakan bahwa partai oposisi LDP dan partai oposisi pro-revisi berada di jalur untuk mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan guna mulai mengubah konstitusi.

LDP yang lemah menunjukkan, bagaimanapun, dapat memicu langkah untuk menggantikan Abe ketika masa jabatannya sebagai ketua partai berakhir, dan mengaburkan perkiraan untuk mengubah konstitusi.

Abe (63) telah membawa LDP ke empat kemenangan telak sejak dia memimpin partai tersebut, namun jumlah pemilih rendah dan LDP biasanya menang dengan sekitar 25 persen suara yang memenuhi syarat. Yang lainnya tinggal di rumah atau mendukung partai oposisi.

Kali ini, Abe mengatakan bahwa dia memerlukan mandat baru untuk mengatasi "krisis nasional" dari rudal dan ancaman nuklir Korea Utara serta populasi yang cepat menua. Dia menyebut jajak pendapat tersebut di tengah kebingungan di kubu oposisi dan sebuah peningkatan kecil terhadap citranya, yang rusak awal tahun ini dengan dugaan skandal kronisme.

Langkah tersebut tampak berisiko setelah Gubernur Tokyo Yuriko Koike, yang sering kali disebut kemungkinan sebagai perdana menteri wanita Jepang pertama, meluncurkan Partai Harapan-nya untuk menantang LDP sebagai saingan konservatif.

Partai Harapan menyerap sebagian besar partai oposisi utama Partai Demokrat yang gagal. Namun antusiasme pemilih segera tampak berkurang meski ada seruan untuk kebijakan populer seperti keluar dari tenaga nuklir dan membekukan kenaikan pajak penjualan yang direncanakan.

Koike tidak mencalonkan diri untuk kursi majelis rendah - dia akan berada di Paris untuk sebuah acara perubahan iklim pada hari Minggu - dan tidak memberikan pernyataan partainya akan mendukung siapa untuk posisi perdana menteri.

Sebuah Partai Demokrat Konstitusional baru Jepang (CDPJ), yang dibentuk oleh anggota partai liberal, sekarang bersaing dengan partai Koike untuk posisi oposisi teratas, meskipun keduanya hanya memiliki sedikit suara ketimbang LDP jika prediksi tersebut terbukti akurat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5058 seconds (0.1#10.140)