Pertemuan Korut-Korsel di Rusia Batal

Senin, 16 Oktober 2017 - 00:10 WIB
Pertemuan Korut-Korsel di Rusia Batal
Pertemuan Korut-Korsel di Rusia Batal
A A A
MOSKOW - Politisi dari Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) tidak akan mengadakan pembicaraan langsung di Rusia pada hari Senin terkait program nuklir dan rudal Pyongyang. Padahal, politisi dari kedua negara menghadiri acara yang sama dan didesak untuk melakukan pertemuan tersebut oleh Rusia.

Pemimpin Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Valentina Matviyenko, akan membahas krisis rudal dalam pembicaraan terpisah dengan wakil kepala badan legislatif Korut dan kepala parlemen Korsel di sela-sela kongres anggota parlemen di St Petersburg pada hari Senin.

Baca Juga: Senat Rusia Bahas Program Nuklir dengan Korut dan Korsel

Moskow telah meminta kedua negara untuk menggunakan kesempatan tersebut guna mengadakan pembicaraan langsung mereka sendiri untuk mencoba mempersempit perbedaan mereka.

Namun kantor berita Rusia, RIA, mengutip Piotr Tolstoi, Wakil Ketua Majelis Rendah Rusia, dan seorang anggota delegasi Korut yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa tidak akan ada pembicaraan langsung.

Delegasi Korut yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa tekanan AS pada Pyongyang serta AS dan latihan militer Korsel berarti prasyarat untuk perundingan semacam itu belum terpenuhi.

Konstantin Kosachyov, Ketua Majelis Tinggi Parlemen urusan Parlemen, mengatakan Moskow akan mencoba lagi pada hari Senin untuk mendorong kedua delegasi tersebut mengadakan pembicaraan tatap muka meski tidak ada kemajuan.

Kantor berita Rusia mengutipnya mengatakan bahwa delegasi Korut sejauh ini menolak untuk mengadakan pembicaraan semacam itu, sementara delegasi Korsel mengatakan bahwa mereka siap untuk mengadakan pertemuan semacam itu.

"Kami pasti tidak akan mencoba untuk memaksa atau membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu," kata Kosakhovov seperti dikutip dari Reuters, Senin (16/10/2017).

"Tapi akan disayangkan, baik di tingkat manusia dan politik, jika ada kesempatan lain untuk menghilangkan ketegangan dalam hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan tidak terjawab," sambungnya.

Uji coba nuklir Korut dan peluncuran rudal telah menimbulkan ketegangan global dan mendorong beberapa putaran sanksi internasional di Dewan Keamanan PBB.

Sebuah rencana de-eskalasi, yang didukung oleh Rusia dan China, akan meminta Korut menunda program rudal balistiknya dan Amerika Serikat serta Korsel secara bersamaan menyerukan moratorium latihan perang skala besar. Kedua gerakan tersebut bertujuan untuk membuka jalan bagi pembicaraan multilateral.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5123 seconds (0.1#10.140)