Ribuan Penguin Mati Kelaparan di Antartika, Ilmuwan Sebut Tragedi

Sabtu, 14 Oktober 2017 - 09:09 WIB
Ribuan Penguin Mati Kelaparan di Antartika, Ilmuwan Sebut Tragedi
Ribuan Penguin Mati Kelaparan di Antartika, Ilmuwan Sebut Tragedi
A A A
PARIS - Kelaparan massal telah membuat ribuan ekor anak penguin di Antartika mati. Ilmuwan menilai fenomena ini sebagai “tragedi pembiakan” di mana kondisi es laut yang sangat luas memaksa induk-induk penguin mencari makan lebih jauh.

Ilmuwan Prancis yang didukung oleh WWF, telah mempelajari sebuah koloni dari 18.000 pasang penguin Adelie di Antartika Timur sejak 2010. Dari penelitian itu, hanya dua ekor penguin yang ditemukan bertahan hidup dalam musim kawin paling akhir di awal tahun 2017.

Menurut ilmuwan, bencana dengan es laut yang luas di akhir musim panas sudah memaksa para penguin dewasa menempuh perjalanan lebih jauh untuk mencari makanan. Sedangkan anak-anaknya sekarat menunggu induk-induknya.

Yan Ropert-Coudert, ilmuwan penguin di stasiun penelitian Dumont D'Urville mengatakan bahwa wilayah koloni penguin terkena dampak perubahan lingkungan yang terkait dengan perpecahan gletser Mertz.

”Kondisi ini terjadi lebih sering karena terpecahnya gletser Mertz pada tahun 2010 yang mengubah konfigurasi bentangan laut di depan koloni tersebut,” katanya kepada AFP.

”Tapi ada faktor lain yang perlu membutuhkan sebuah ‘tahun nol’; campuran suhu, arah angin dan kekuatan, tidak ada pembukaan polynya di depan koloni,” ujarnya, yang dilansir Sabtu (14/10/2017). Polynya adalah area laut yang belum dicairkan dalam wujud es.

Dia menambahkan bahwa musim depan sepertinya lebih baik bagi burung-burung itu di lautan es. ”Tapi kita tidak pernah tahu bagaimana hal itu akan berubah menjadi buruk,” katanya.

Empat tahun yang lalu, koloni yang sama, yang berjumlah 20.196 pasang penguin pada saat itu, gagal menghasilkan satu betina. Laporan bencana pembiakan penguin ini muncul menjelang pertemuan tahunan Konservasi Sumber Daya Air Laut Antartika (CCAMLR) di Hobart pada minggu depan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3078 seconds (0.1#10.140)