Saudi Tolak Laporan PBB sebagai Pembantai Anak-anak Yaman

Sabtu, 07 Oktober 2017 - 07:32 WIB
Saudi Tolak Laporan PBB sebagai Pembantai Anak-anak Yaman
Saudi Tolak Laporan PBB sebagai Pembantai Anak-anak Yaman
A A A
NEW YORK - Riyadh menolak sebuah laporan PBB yang memasukkan koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi ke daftar hitam pelanggar hak anak. Laporan itu menyebut serangan koalisi pimpinan Saudi telah membantai anak-anak Yaman.

Menurut laporan PBB yang dirilis pada hari Kamis, koalisi bertanggung jawab atas kematian banyak anak di negara Afrika itu sepanjang tahun 2016. Serangan koalisi juga dianggap sebagai penyebab 683 anak terluka.

Salah satu poin laporan tahunan PBB itu adalah 38 serangan terverifikasi terhadap sekolah dan rumah sakit selama periode yang sama.

Sebagai tanggapan, Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdallah al-Mouallimi, mengatakan bahwa informasi dan data yang terkandung dalam laporan badan dunia tersebut ”tidak akurat dan menyesatkan”.

”Kami mengungkapkan reservasi kuat kami sehubungan dengan informasi ini,” kata al-Mouallimi, yang membaca pernyataannya di PBB.

”Kami melakukan perawatan tingkat tinggi dan tindakan pencegahan untuk menghindari bahaya terhadap warga sipil,” lanjut pembelaan diplomat Riyadh tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (7/10/2017).

Koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi itu dibentuk pada bulan Maret 2015 untuk mendukung pemerintah sah Yaman dalam memerangi pemberontak Houthi. Konflik Yaman sejauh ini telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan membuat jutaan orang lainnya mengungsi.

Diplomat Riyadh tersebut bersikeras bahwa beban tanggung jawab atas kekerasan di Yaman harus berada di tangan oposisi Houthi.

Laporan PBB juga ikut memasukkan Houthi atas pembunuhan atau penganiayaan terhadap 414 anak-anak di Yaman. Kelompok pemberontak ini juga disalahkan dalam laporan PBB tahun lalu.

Secara total, dokumen PBB itu menyoroti pembunuhan terhadap 502 anak-anak Yaman pada tahun 2016. Sedangkan anak-anak yang terluka sebanyak 838 orang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4553 seconds (0.1#10.140)