Seorang Siswi Mengaku Diperkosa 40 Pria, Desa di Thailand Gempar

Jum'at, 08 September 2017 - 03:02 WIB
Seorang Siswi Mengaku Diperkosa 40 Pria, Desa di Thailand Gempar
Seorang Siswi Mengaku Diperkosa 40 Pria, Desa di Thailand Gempar
A A A
BANGKOK - Seorang siswi di sebuah desa di Thailand mengaku jadi korban pemerkosaan sekitar 40 pria selama beberapa bulan. Pengakuan itu membuat gempar penduduk, karena desa hanya dihuni 180 pria dewasa yang artinya seperlima penduduk desa berpotensi jadi pelaku.

Kasus ini terjadi di Desa Bang Koh Raed, Distrik Takua Thung Phang Nga, Thailand. Polisi setempat telah mengidentifikasi 11 tersangka dalam dugaan pemerkosaan geng pria dan tersangka kemungkinan akan bertambah lebih banyak.

Korban berusia 14 tahun saat kejadian berlangung pada tahun lalu. Korban yang sekarang berusia 15 tahun mengatakan bahwa lebih dari 40 pria melakukan pelanggaran seksual terhadapnya.

”Warga lokal siap untuk bekerja sama dengan polisi,” kata Yuttanakorn Juanjenkij, seorang pejabat pemerintahan di Tambon Loryoong, distrik setempat. Menurutnya, publistitas negatif ini telah mempengaruhi penduduk desa.

Ban Koh Raed adalah rumah bagi sekitar 180 pria dewasa, dengan beberapa warga mengungkapkan penyesalan dan skeptisisme tentang klaim bahwa sekitar 40 pria terlibat dalam kekerasan seksual tersebut. Sebab, jika klaim itu benar, artinya seperlima penduduk merupakan pihak yang melakukan pemerkosaan terhadap anak-anak.

”Pikirkan tentang anak-anak yang tinggal di desa. Mereka merasa stres seperti klaim ini yang berarti ayah mereka mungkin tersangka,” kata Yuttanakorn, yang dikutip dari The Nation, Jumat (8/9/2017).

”Penduduk lokal di sini umumnya dekat, sangat sulit bagi mereka untuk percaya bahwa kejahatan skala besar semacam itu bisa terjadi di lingkungan mereka,” ujarnya.

Keluarga korban dilaporkan telah menghadapi pelecehan dan ancaman dari anggota masyarakat setempat.

Orang tua korban adalah penyadap karet yang bekerja pada malam hari. Mereka meninggalkan putrinya sendirian saat serangan terjadi.

Menurut laporan polisi, gadis itu pertama kali diperkosa oleh seorang penyerang di rumahnya, kemudian dipaksa pergi ke gubuk di sebuah wilayah, di mana dia dibius dan diperkosa oleh banyak pelaku.

Kasus ini membuat Desa Ban Koh Raed dipandang negatif oleh penduduk desa lain. Yuttanakorn mengatakan bahwa penduduk desa dipastikan akan bekerja sama dalam penyelidikan meski mereka merasa waswas dengan skandal tersebut.

Chanon Abdullah, yang bekerja untuk Muslim for Peace Foundation di Phuket, mengatakan bahwa jumlah tersangka pemerkosa didasarkan pada kesaksian korban.

”Dia sekarang sangat rapuh secara emosional. Dia merasakan sakit kapanpun dia harus menjawab tentang apa yang terjadi dan menceritakan cobaannya,” kata Chanon.

Lembaha itu telah membantu korban dan keluarganya sejak Juni. Korban sealama ini diam tentang dugaan serangan seksual selama berbulan-bulan karena khawatir akan keamanan keluarganya. Dia tinggal dengan adik laki-lakinya, ibu dan ayah tirinya.

Setelah ibunya mengajukan laporan kepada polisi terhadap tiga tersangka pertama, pejabat Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia membantu keluarga tersebut untuk pindah ke luar dari desa.

Chanon mengatakan bahwa gadis itu telah diwawancarai oleh tim gabungan penegak hukum.

Sementara itu, Manit Pienthong, seorang pejabat senior pemerintah Provinsi Phang Nga, didampingi oleh jaksa penuntut umum, pejabat peradilan dan kepala distrik Takua Thung, telah mengunjungi Desa Ban Koh Raed untuk memberikan konseling sosial dan memfasilitasi penyelidikan.

Dr Hataichonnanee Booncharoen, Direktur Southern Institute of Child and Adolescent Mental Health, mengatakan bahwa para pejabat telah melakukan pemeriksaan kondisi psikologis warga desa.

”Beberapa memiliki gejala ringan seperti stres, kegelisahan dan insomnia," katanya. "Tapi yang lain memiliki masalah serius seperti pikiran untuk bunuh diri.”

Hataichonnanee mengatakan orang-orang dengan kecenderungan bunuh diri perlu mendapat perawatan segera.

Seorang pria berusia 57 tahun yang mengatakan bahwa dia termasuk di antara delapan tersangka baru yang disebutkan dalam skandal tersebut menyatakan bahwa dia tidak bersalah. "Saya tidak pernah meletakkan tangan saya padanya,” katanya.

Dia menambahkan bahwa tuduhan tersebut telah menyebabkan dia mengalami sejumlah besar tekanan. "Saya juga merasa sangat buruk, mengingat bahwa saya selalu memberikan bantuan kepada keluarganya.”

Juru bicara kepolisian Korintus Krissana Pattanacharoen mengatakan bahwa polisi sedang dalam proses untuk menerbitkan surat perintah penangkapan untuk tersangka tambahan, setelah lebih banyak tersangka diidentifikasi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3210 seconds (0.1#10.140)