Diwarnai Bentrokan, Korsel Sebar Peluncur Anti Rudal AS

Kamis, 07 September 2017 - 09:16 WIB
Diwarnai Bentrokan, Korsel Sebar Peluncur Anti Rudal AS
Diwarnai Bentrokan, Korsel Sebar Peluncur Anti Rudal AS
A A A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) mengerahkan empat peluncur tersisa dari sistem anti rudal Amerika Serikat (AS) yang dirancang sebagai perlindungan dari ancaman Korea Utara (Korut). Pengerahan ini diwarnai dengan aksi bentrok antara pengunjuk rasa dengan ribuan polisi di sebuah desa di Korsel.

Kementerian pertahanan Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa peluncur tersebut akan dipasang di bekas lapangan golf dekat kota Seongju sekitar 217 km selatan Seoul. Dua peluncur dan radar yang kuat sudah ada di tempat itu sebagai bagian dari sistem Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) AS dilansir dari Reuters, Kamis (7/9/2017).

Senin pagi, sekitar 8.000 polisi Korsel berkumpul di desa Soseong-ri, di sepanjang satu-satunya jalan yang mengarah ke lapangan golf tersebut. Keberadaan polisi untuk menghentikan blokade sekitar 300 penduduk desa dan kelompok sipil yang menentang THAAD.

Sekitar 38 pemrotes terluka dalam bentrokan dengan polisi, dengan 21 orang dikirim ke rumah sakit, menurut petugas Pemadam Kebakaran Seongju. "Tidak ada korban yang mengancam nyawa," kata Kim Jin-hoon.

Penduduk Soseong-ri mengatakan bahwa mereka tidak memiliki motif politik. Alasan mereka menentang penyebaran THAAD karena kehidupan mereka telah terganggu oleh belasan helikopter militer, bus, truk yang melakukan perjalanan melalui kota petani melon kecil yang terdiri dari 80 penduduk itu.

Keputusan untuk menggunakan THAAD, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal jarak pendek hingga menengah, telah menimbulkan keberatan dari China. Negeri Tirai Bambu ini percaya sistem radar THAAD dapat digunakan untuk melihat secara mendalam ke wilayahnya dan akan mengganggu keseimbangan keamanan regional.

Kementerian pertahanan Korsel mengatakan bahwa penempatan tersebut diperlukan karena ancaman yang akan segera terjadi dari Korut. Korut telah meluncurkan banyak rudal sejak Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mulai menjabat pada awal Mei lalu.

Pyongyang juga melakukan uji coba nuklir keenam pada hari Minggu lalu, yang memicu teguran keras dari negara tetangga Jepang dan AS.

Menurut sebuah rancangan resolusi PBB yang didapat oleh Reuters, AS ingin PBB memberlakukan embargo minyak ke Korut, melarang ekspor tekstil negara tersebut dan mempekerjakan pekerja Korut sebagai bagian dari sanksi baru.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4842 seconds (0.1#10.140)