Saudi Sebut Klaim Iran soal Penjajakan Hubungan Baik Menggelikan

Rabu, 06 September 2017 - 03:14 WIB
Saudi Sebut Klaim Iran soal Penjajakan Hubungan Baik Menggelikan
Saudi Sebut Klaim Iran soal Penjajakan Hubungan Baik Menggelikan
A A A
LONDON - Pemerintah Arab Saudi menilai klaim Iran tentang upaya penjajakan untuk berhubungan baik dengan Riyadh merupakan pernyataan menggelikan. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menegaskan, Teheran harus mengubah kebijakannya jika ingin melakukan pendekatan apa pun dengan Riyadh.

Komentar al-Jubeir itu disampaikan kepada wartawan di London, pada hari Selasa. Dia mengomentari pernyataan Menteri luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang mengklaim bahwa Republik Islam Iran akan segera melakukan tukar kunjungan diplomatik setelah hubungan kedua negara terputus tahun lalu.

”Komentar dari menteri luar negeri itu menggelikan,” kata al-Jubeir. ”Jika Iran ingin memiliki hubungan baik dengan Arab Saudi, negara tersebut harus mengubah kebijakannya. (Negara) itu harus menghormati hukum internasional,” katanya lagi, seperti dilansir Reuters, Rabu (6/9/2017).

”Pada saat ini, kami belum melihat bahwa mereka serius ingin menjadi tetangga yang baik,” ujar al-Jubeir.

Zarif seperti diberitakan media Iran, ISNA, mengatakan bahwa kunjungan diplomatik dapat dilakukan setelah akhir ibadah haji pada minggu pertama bulan September.

Tapi al-Jubeir mengatakan bahwa pertukaran diplomatik dengan Iran untuk urusan haji tidak mewakili normalisasi hubungan kedua negara. Menurutnya, kontak semacam itu tidak ada hubungannya dengan politik.

”Kami memiliki musim haji, dan saat kami menjalankan ibadah haji, kami mencoba untuk tidak mempolitisasinya. Tapi, ini bukan normalisasi,” katanya.

”Pertemuan di seputar urusan haji, tidak ada hubungannya dengan politik. Ini masalah agama.”

Hubungan antara Iran dan Arab Saudi berada dalam kondisi terburuk selama bertahun-tahun, di mana masing-masing saling menuduh menganggu keamanan regional dan mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik di Suriah, Irak dan Yaman.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7650 seconds (0.1#10.140)